KRjogja.com, BANTUL - Musim tanam padi di Bantul mulai tidak serempak, setiap bulan ada yang panen padi, tetapi ada juga yang baru mulai tanam. Untuk antisipasi curah hujan yang sudah tidak menentu ini DKPP Bantul telah melakukan antisipasi dengan meminta kepada petani, agar menanam jenis padi yang umurnya lebih pendek.
Bagi lahan yang sudah mengalami penurunan air irigasi, DKPP menyediakan pompa air sebanyak 5.190 unit untuk dimanfaatkan , terutama untuk lahan kering tetapi sudah ada sumurnya. Kecuali yang sudah benar- benar kesulitan air sebaiknya menanam jenis tanaman polowijo.
Disarankan juga, untuk lahan yang ada irigasinya tetap menanam tanaman pokok yakni tanaman padi, yang berkisar 5000-6000 hektar dari luas baku seluas 14.000 hektare.
Menurut Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo SPt MSi, Rabu (29/5), dalam upaya peningkatan ketahanan pangan, DKPP Bantul melakukan indek pertanaman yang menanam padi1 tahun 1 kali tanam menjadi 1 tahun 2 kali tanam, yang 1 tahun 2 kali tanam menjadi 1 tahun 3 kali tanam.
Untuk itu DKPP telah menambah 57 unit pompa air. Upaya penambahan indek pertanaman termasuk tambahan lahan wedi kengser di Poncosari Srandakan yang belum pernah ditanami tanaman pangan sekarang ditanami padi seluas 25 hektare.
Sementara di wilayah Bantul pada bulan Maret- April 2024 terjadi serangan hama wereng coklat siklus 4 tahunan seluas 180 hektare merata di wilayah Bantul. Tetapi bisa segera diatasi dengan penyemprotan insektisida.
"Jika ada petani yang lahannya terserang wereng agar segera lapor ke DKPP Bantul segera mendapatkan penanganan," pungkas Joko. (Jdm)