bantul

UNU Dukung Program Merdeka Sampah di Lingkungan Pesantren

Jumat, 14 Juni 2024 | 22:50 WIB
Para tokoh UNU dan RMI DIY dalam Focus Group Discussion (FGD) Pengelolaan Sampah. KR-Istimewa  

 



BANTUL, KRjogja.com - Belakangan ini sampah menjadi permasalah pelik di wilayah DIY. Melihat itu UNU Yogya bersama Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI), Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Pemerintah Desa Panggung Harjo, dan Pesantren EMAS berkomitmen bersama untuk turut sertamenggerakkan kesadaran jamaah Nahdliyyin dalam pengelolaan sampah.

Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah dengan menggelar edukasipengelolaan sampah di pondok pesantren. Upaya ini dilakukan dalam programpengelolaan sampah dari hulu yaitu sumber samapah ke hilir yaitupengolahan sampah, serta pengangkutan sampah.

Wakil Rektor Senior UNU Yogya, Abdul Ghoffar, mengatakan UNU Yogyasebagai institusi pendidikan khususnya di bawah Nahdlatul Ulamaberkomitmen dalam program Sadar Zero Sampah.

Sedangkan Ketua RMI DIY, Gus Nilzam, menyampaikan, pondok pesantrendiharapkan dapat menjadi contoh yang baik dan mengajak masyarakat untuklebih aktif dan peduli terhadap sampah dan lingkungan.

Dalam Focus Group Discussion (FGD) Pengelolaan Sampah yang digelar olehRMI DIY di Kampus UNU Yogya, Kepala Desa Panggung Harjo, Wahyudi,mengatakan saat ini telah banyak upaya yang dilakukan oleh berbagai pihakbaik pemerintah maupun masyarakat dalam mengatasi masalah sampah,khususnya dalam penguatan hilir, Kamis (13/6/2024).

"Hulu disini adalah sumber sampah seperti pemukiman warga, sehingga perluadanya perbaikan infrastruktur sosial yang terkaitdengan kesadaran,perilaku, dan kebijakan sosial" jelasnya.

Namun ternyata fenomena infrastruktur sosial yang perlu mengalamiperbaikan menjadi salah satu kendala besar, terlebih dari segi ekonomidan ekologi, dimana sistem kebijakan tampak belum cukup untuk memberikanpedoman bagi masyarakat terkait pengelolaan sampah.

"Oleh karenanya, kita perlu melakukan upaya menata ulang tata kelolasampah menjadi timbal balik ang dapat mendorong perubahan perilaku untuksadar akan sampah," pungkasnya.
Sementaraitu, Koorditaor UPT Asri Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem diBantul, Anis Sulkhan Fadlil, mengaminkan upaya tersebut, pihaknya menilaiperan pengasuh di pondok pesantren juga sangat penting untuk turut andil.

"(Beberapaupaya yang bisadilakukandengan) Inverfensi di hulu atau denganmeminimalisir sampah dan adanya kesadaran dari pengasuh pondok pesantren.Saat ini di Pondok Pesantren An-Nur sudah melakukan upaya pengelolaansampah secara mandiri tanpa melibatkan Dinas Lingkungan Hidup,"ungkapnya.

Anis menambahkan pondok pesantren besar yang telah berhasil mengelola sampah secara mandiri dapat menjadi contoh utama, namun tidak menutupkemungkinan peran pondok pesantren kecil yang sukses dalam melakukan pengelolaan sampah secara mandiri dapat menjadi contoh.

Sejalan dengan itu, gerakan pengelolaan sampah secara mandiri juga telahditerapkan di pondok pesantren besar di wilayah DIY seperti PondokPesantren Assalafiyah Mlangi di Sleman, Pondok Pesantren Ali Maksum diBantul, Pondok Pesantren Diponegoro di Sleman, Pondok Pesantren WahidHasyim di Sleman, Pondok Pesantren Darul Qur'an wal Irsyad diWonosariGunungKidul, Pondok Pesanten Al-Imdad di Bantul, Pondok Pesantren FadluMinalloh di Bantul, Pondok Pesantren Al Mumtaz di GunungKidul, dan Lakpesdam DIY.

Sementara itu Kepala Pusat Pengendalian Ekoregion Jawa, Abdul Muinmenilai perlu adanya budaya kompetisi dalam pengelolaan sampah antarkelompok masyarakat agar kesadaran masyarakat semakin tinggi.

"Kompetisi ini semisal kompetisi dalam program Adipura. Saat ini kalau diYogya ada program Yogya Hijau bisa menjadi salah satu pemantik suksesnyaliterasi masyarakat akan sampah" tandanya.(Zie)


Tags

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB