Krjogja.com - BANTUL - Anak berkebutuhan khusus dan disabilitas sering kurang terlibat dalam upaya kesiapan dan respons darurat, sehingga program kesiapan bencana yang ada tidak sensitif terhadap kebutuhan mereka. "Mereka, anak Sekolah Luar Biasa/SLB tidak dapat dengan mudah mengakses dan menggunakan sumber daya manajemen bencana yang umumnya tersedia," kata Nurul Hidayati Rofiah PhD, dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jumat (26/07/2024).
Nurul Hidayati Rofiah menyampaikan hal tersebut terkait dengan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemdikbud ini berlangsung di Sekolah Luar Biasa (SLB) Muhammadiyah Sekar Melati, Imogiri, Kabupaten Bantul, Kamis (25/07/2024).
PKM dilaksanakan oleh tim pengabdian dari UAD. Tim ini diketuai oleh Nurul Hidayati Rofiah MPdI PhD (dosen PGSD) bersama anggota tim Elli Nur Hayati PhD, (dosen Psikologi) dan Satrianawati MPd (dosen PGSD UAD). Mahasiswa PGSD UAD, Dira Trisna Ayunda dan Adela Fianisa, juga turut serta dalam kegiatan ini.
Baca Juga: Laka Satria Vs Mobil Boks, Dua Pelajar Luka Parah
Dijelaskan Nurul Hidayati Rofiah, Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana Inklusif ini dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons guru serta peserta didik berkebutuhan khusus dan disabilitas dalam menghadapi bencana. "Kelompok ini termasuk yang paling rentan dalam situasi bencana dan seringkali tidak mendapat perhatian yang memadai dalam kegiatan pengurangan risiko bencana," ujarnya.
Sedangkan Tatang SPdI, Kepala SLB Muhammadiyah Sekar Melati menyatakan, "Kami sangat berterima kasih atas pelatihan ini. Kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap bencana bagi guru dan peserta didik berkebutuhan khusus dan disabilitas." katanya. (Jay).