KRJogja.com - BANTUL - Stroke, merupakan salah satu penyakit pembuluh darah, dalam kondisi darurat dapat menyebabkan kecacatan permanen bahkan kematian.
Faktor risikonya seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, merokok, dan gaya hidup tidak sehat menjadikan stroke sebagai ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.
Melihat tingginya angka kejadian stroke di Indonesia, RSUD Panembahan Senopati Bantul berkomitmen untuk memberikan penanganan terbaik bagi pasien stroke.
RSUD Panembahan Senopati Bantul, sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan di Bantul, Rabu (4/9) meluncurkan program inovatif, yakni program Manajemen Terpadu Kelola Penyakit Pembuluh Darah (Madukara).
Inisiatif ini merupakan langkah besar dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Bantul, khususnya bagi para penyintas stroke.
Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul dr Atthobari, MPH, SpMK mengemukakan, Manajemen Terpadu Pengelolaan Penyakit pembuluh darah adalah suatu pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam penanganan pasien stroke, mulai dari tahap pra-rumah sakit hingga rehabilitasi.
Madukara memberikan pelayanan penyakit pembuluh darah khususnya stroke secara terpadu dan komprehensip yang meliputi pengembangan sistem pelayanan stroke di klinik rawat jalan, rawat inap dan unit gawat darurat.
Pengembangan model layanan terpadu meliputi aktivasi code stroke, stroke korner, home care, layanan neurointervensi (Cathlab), layanan bedah syaraf, bangsal khusus stroke dan pelayanan home care.
Untuk pelayanan Neurointervensi saat ini telah disiapkan SDMnya mulai dari dokter spesialis neurologi, perawat, radiologi dan lainnya serta juga telah disiapkan operasional Ruang Cathlab.
Inovasi ini digagas oleh dr Atthobari, MPH, SpMK, direktur RSUD Panembahan Senopati yang sekaligus sebagai peserta PKN Tingkat 2 angkatan XIII.
"Program ini bertujuan untuk endeteksi dini, melalui kampanye edukasi, masyarakat akan lebih mengenali tanda-tanda stroke dan segera membawa pasien ke fasilitas kesehatan terdekat.
Penanganan cepat: Tim medis yang terlatih dan fasilitas yang lengkap memungkinkan penanganan stroke dilakukan dalam waktu emas (golden time), yaitu dalam 4,5 jam pertama setelah terjadinya stroke.
Rehabilitasi komprehensif: Setelah kondisi medis pasien stabil, tim rehabilitasi akan memberikan terapi fisik, okupasi, dan wicara untuk memulihkan fungsi yang hilang akibat stroke," katanya. (Jdm)