KRJogja.com - BANTUL - Perkumpulan Tosan Aji Lar Gangsir kembali mengadakan pameran tahunan bertajuk 'Pusaka Pasundan' yang menyoroti keindahan dan kekayaan seni tosan aji dari tanah Sunda. Acara ini berlangsung dari Jumat-Kamis (1-7/11/2024) di Cafe Shop and Gallery Kopi Macan Jalan Bugisan Selatan Tirtonirmolo Kasihan Bantul.
Pameran dibuka oleh GBPH Prabukusumo, yang menekankan pentingnya mengangkat pusaka nasional seperti keris dan kujang agar semakin dikenal masyarakat luas.
Pameran ini memiliki misi edukatif untuk menghilangkan anggapan, tosan aji selalu terkait dengan hal mistis. Ketua Perkumpulan Tosan Aji Lar Gangsir, Hedi Hariyanto, menjelaskan, tema 'Pusaka Pasundan' diangkat untuk memperkaya apresiasi terhadap keindahan dan nilai budaya keris dan kujang khas Sunda.
"Keris dan kujang adalah karya seni kriya logam yang menunjukkan budaya tinggi serta keterampilan yang luar biasa, bukan sekadar benda mistis, tetapi sebuah karya artistik dengan makna mendalam," tutur Hedi.
Sejarah mencatat, Nyi Sombro sebagai salah satu empu perempuan yang menciptakan keris sederhana, namun kuat. Beragam karakteristik keris juga tercipta di setiap periode, seperti keris Mataram Islam yang dibuat dengan aturan ketat di era Hamengkubuwono serta keris Pasundan pada masa Pajajaran dengan variasi gaya yang lebih beragam.
Selain pameran, Lar Gangsir menyelenggarakan lokakarya dan saresehan di Graha Keris Jalan Gamelan Kidul No 1 Yogyakarta. Sebelumnya, pada 1 Oktober 2024, mereka mengadakan acara secara daring bertema 'Merekam Jejak Keris Pasundan'.
Kegiatan tersebut menarik perhatian peserta dari berbagai wilayah melalui Zoom.
Ketua Panitia, Lono Wahyu menyebutkan, pameran ini refleksi kekayaan gaman Sunda yang diharapkan memberikan wawasan baru kepada masyarakat Yogyakarta tentang tosan aji.
Ada sekitar 60 koleksi yang dipamerkan, meliputi keris, tombak, pedang dan kujang dari berbagai zaman. Koleksi ini tak hanya berasal dari Kerajaan Pajajaran, tetapi juga dari wilayah Banten, Cirebon, Sumedang dan pantura.
Setelah keruntuhan Pajajaran, banyak empu dan perajin keris yang berpindah ke Sumatera dan Jawa Timur, termasuk Tuban, sehingga turut memengaruhi gaya keris Jawa Timur pascaera Majapahit.
Ketua Perkumpulan Tosan Aji Lar Gangsir Hedi Hariyanto berharap, pameran ini bisa memperkenalkan tosan aji sebagai warisan budaya yang menggambarkan identitas dan kreativitas bangsa Indonesia. (Obi)