KRJogja.com, BANTUL - Puncak Hari Ulang Tahun kr-40 dan Lustrum ke -8 SMA N 1 Jetis Bantul digelar dengan apel diikuti keluarga besar sekolah tersebut, Rabu (20/11).
Dalam apel tersebut juga dilaunching Tari Jesaba, sebuah tarian baru ciri khas SMA Negeri 1 Jetis Bantul. Momentum lustrum itu menjadi tonggok dalam mengembangkan kreativitas siswa.
Selain itu, sekolah berbasis budaya di SMA N 1 Jetis tidak hanya slogan. Tetapi diwujudkan baik dalam berpakaian maupun dalam tingkah laku karakter dilingkungan keluarga besar SMA N 1 Jetis.
Kepala SMA N 1 Jetis Bantul Sumarno, SPd MPd, mengatakan dalam puncak Lustrum sebagai pijakan untuk terus mengembangkan kreativitas siswa. “Termasuk mengenalkan pada lingkungan sekitar, bahwa SMA Negeri 1 Jetis itu memang benar-benar sekolah budaya. Tidak hanya berupa slogan, tetapi memang sudah diwujudkan itu baik di dalam berpakaian maupun dalam tingkah laku karakter keluarga besar sekolah,” ujarnya.
Selain itu, sekolah bertekat dalam penumbuhan karakter berbudaya di Yogyakarta dan sudah menjadi kewajiban ikut melestarikan kebudayaan di sekitar Yogyakarta. “Terkait launching Tari Jesaba dalam upacara apel, ditampilkan Tari Jesaba yang menggambarkan keunggulan SMAN 1 Jetis. Sehingga tadi musik-musiknya juga sebagai perwujudan sekolah sehat, ada sekolah adiwiyata, ada sekolah berbasis budaya. Semua dikemas jadi satu diwujudkan juga dalam bentuk tari-tarian,” ujarnya.
Dalam acara itu juga dihadiri, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Bantul, Nugroho Eko Setyanto S Sos MM, Wakil Kepala Dinas Dikpora DIY, Drs. Suhirman, M.Pd, Kepala Balai Pendidikan Menengah kabupaten Bantul, Ismunardi, S.Pd., M.M, Penewu Jetis Panewu Jetis, Anwar Nur Fahrudin SSTP MEng, Kapolsek Jetis AKP Yan Indah S Sos, Komandan Koramil 09 /Jetis Kapten CKE Sarmin.
Wakil Kepala Dikpora DIY, Suhirman mengatakan, sejuah ini SMA N 1 Jetis sebagai sekolah berbasis budaya. “Hal itu terlihat saat ini semua berpakaian adat, dan sangat sopan. Itu sangat penting dalam membentuk karakter budaya di Yogyakarta. Dengan menyandang sekolah adiwiyata, sekolah budaya SMA Negeri ini menjadi sekolah satu satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta,” ujar Suhirman.
Memasuki usianya yang ke -40 SMA N 1 Jetis untuk tahun-tahun mendatang lebih maju, lebih spesial dan semua kegiatan bisa terlaksana 100%. Suhirman juga memberikan apresiasi kepada siswa yang sudah menampilkan berbagai karya dalam program P5.
"Ini menjadi indikasi bahwa siswa SMA N 1 Jetis punya potensi menjanjikan untuk terus dikembangkan," ujar Suhirman. (Roy)