KRjogja.com - BANTUL - Sultan Hamengku Buwono II merupakan salah satu tokoh pemberani menentang Belanda dan Inggris. HB II tidak pernah mau berkompromi dengan penjajah demi melindungi rakyat. Kegigihan, dan ketegasan tersebut perlu diteladani dalam perjuangan di era saat ini. Semangat itu tentunya berdampak pada perubahan di banyak hal.
Paguyuban Trah Sultan Hamengku Buwono II Yogyakarta memperingati hari ulang tahun ke-28 di Kagungan Dalem Pasarean Mataram Hastorenggo Kotagede, Banguntapan, Bantul. Kegiatan tersebut diisi dengan pertemuan silaturahmi, umbul donga (doa bersama), pemotongan tumpeng, dan dilanjutkan ziarah ke makam Sri Sultan Hamengku Buwono II dan makam para leluhur Raja Mataram, Sabtu 30 November 2024.
Ketua Umum Paguyuban Trah Sultan Hamengku Buwono II, R. Soejitno SH, MS menjelaskan, Trah Sultan Hamengku Buwono II didirikan sejak 17 November 1996, sehingga sekarang sudah berusia 28 tahun. Kegiatan ini merupakan program kerja tahunan paguyuban.
"Inti acara trah adalah nglumpukke balung pisah. Lebih mempererat nilai persaudaraan dan lebih mengenal leluhur kita yaitu Eyang HB II. Sebagai salah satu sarana merekatkan tali silaturahmi serta nguri-uri budaya leluhur. Tidak ada tujuan lain, seperti mencari keuntungan, murni nirlaba,"jelasnya.
Ia melanjutkan kegiatan trah HB Il ini sebagai sebuah refleksi, tentang apa saja yang sudah dilakukan antar sesama. Terlebih, mengumpulkan anggota trah bukan hal yang mudah. "Tentunya untuk internal dulu, kemudian eksternal. Mulai dari hal-hal kecil hingga ke tingkat lanjut. Kami juga saling memberi masukan baik yang tua maupun kaum muda," tuturnya.
Hendaknya para anggota trah meski hidup di jaman maju saat ini masih berkenan nguri-uri budaya leluhur.
"Tidak hanya budaya berwujud, namun juga budaya tidak berwujud. Salah satunya perilaku. Dalam berperilaku kita wajib menjunjung nilai-nilai dan sopan santun," tandasnya. (*3)