Krjogja.com Bantul - Intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir berdampak rawan tanah longsor di wilayah Bantul. Sabtu (14/12), tanah longsor terjadi di Jalan Nasional Jogja- Wonosari Km 15, Dusun Plesedan, Srimulyo, Piyungan, Bantul. Tanah yang longsor sepanjang sekitar 25 meter sehingga membahayakan pengguna jalan.
Polisi kemudian memasang water barrier untuk memberikan tanda kepada pengguna jalan. Pada hari yang sama tanah longsor sepanjang 10 meter juga terjadi di Dusun Banyusumurup Girirejo, Imogiri Bantul. Dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa, tetapi sempat menimpa rumah keluarga Naryo seorang warga setempat.
Menyusul Minggu (15/12) bangunan pemotongan ayam berukuran 13 X 9 meter milik Murdiman (56) di Duwet Gentong Srimulyo Piyungan Bantul roboh karena tanahnya terkikis air sungai Gawe yang mengalir di belakang rumahnya. Akibat kejadian tersebut Murdiman mengalami kerugianan sekitar Rp 20 juta.
Baca Juga: Sikap Sederhana yang Membuat Anda Tampak Lebih Berkelas
Dengan kondisi tersebut, Kapolres Bantul AKBP Michael R Risakotta SIK berpesan kepada masyarakat Bantul , agar waspada bencana banjir dan tanah longsor. Sebab ketika hujan dengan intensitas tinggi maka Bantul rawan terjadi banjir dan longsor.
“Masyarakat harus bisa mengetahui karakteristik bencana yang sering mereka alami untuk bisa bersiap bersiaga dan tahu apa yang harus dilakukan, misal penyelamatan jiwa dan harta benda,” ujar dia.
Michael menambahkan, gerakan tanah dapat terjadi jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau lereng jika mengalami gangguan. (Jdm)