Krjogja.com - BANTUL - Konferensi Masjid Bangkit Melejit Nasional (KMBMN) ke-1 berlangsung di Pondok Pesantren Abdurrahman Ali di Keloran, Tirtonirmolo, Kapanewon Kasihan, Bantul, Jumat (27/12/2024). Dr Apt Kintoko MSc ASJ, Founder KMBMN didampingi Slamet Bahari (Sekretaris) mengatakan, mengatakan, kegiatan selenggarakan secara offline dan online bertema 'Masjid sebagai Poros, Pesantren sebagai Basis Peradaban di Bidang Kesehatan Syariah dan Lingkungan'.
Dalam forum ini membahas materi Kesehatan Syariah berupa pembekalan pengurus KMBM - Lembaga Kesehatan MUI dan sosialisasi program kerja LKMUI. Selain itu, keorganisasian Sosiopreneurship Thibbun Nabawi di masjid dan pesantren. Materi lain, kesehatan lingkungan, solusi kelola sampah tanpa Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tanpa sisa dan integrasi usaha. Materi disampaikan Dr Kiagus M Faisal MSi (Lembaga Kesehatan Majelis Ulama Indonesia/MUI), Ust M Jazir ASP (Masjid Jogokariyan) dan Dr Kintoko MSc (Naturonal/APHI). "Kegiatan ini diikuti 18 provinsi di Indonesia," kata Kintoko.
Sedangkan Dr H Khamim Zarkasih Putro MSi dalam kesempatan itu menyampaikan materi Peran Aktivis dalam Pemberdayaan Masjid. Menurutnya, pemberdayaan masjid proses pemberdayaan peran, fungsi masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan, sosial dan pendidikan yang berdampak positif pada masyarakat. Peran aktivis masjid, mengadvokasi kepentingan masyarakat, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya masjid. "Mengembangkan program pemberdayaan dan jaringan dengan stakeholder," ujarnya.
Baca Juga: UNY Kembali Kukuhkan 5 Guru Besar Baru
Khamim Zarkasih mengamati, pemberdayaan aktivis masjid sebenarnya ada sejumlah tantangan, yakni kurangnya pemahaman agama, keterbatasan sumber daya keagamaan, konflik dokrin, pengaruh eksternal yang tidak sesuai. Solusi atas permasalahan itu, mengembangkan rencana strategis, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, mengembangkan kemampuan SDM. Solusi lain, mengoptimalkan penggunaan teknologi, membangun jejaring dan meningkatkan kualitas pelayanan. (Jay).