KRJOGJA.com, BANTUL - Memaksimalkan fungsi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Delima, warga Trimulyo Jetis Blok D5 menggelar kegiatan literasi budaya dan sains dengan menelusuri Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerta-Plered sebagai kawasan tinggalan arkeologi Masa Mataram Islam era Keraton Kerta-Plered pada abad 17 – 18 Masehi.
"Literasi untuk semua warga yang belajar di Delima khususnya anak-anak di masa liburan yang diharapkan bisa menjadi media edukasi," ungkap Ketua Paguyuban D5 Hery Priswanto yang juga seorang arkeolog Selasa (7/1).
Disebutkan kunjungan di akhir tahun kemarin diawali ke Situs Kerta atau Kerto bekas ibukota kerajaan Mataram Islam Abad XVII (periode pemerintahan Sultan Agung 1613-1646). Dilanjutkan ke Situs Masjid Kauman Plered yang berada di sisi utara Pasar Plered," jelasnya.
Masjid Kauman merupakan tinggalan arkeologis yang memiliki konteks sejarah kerajaan Mataram
Islam pertengahan abad ke-17, masa pemerintahan Amangkurat I 1647–1677. "Menunjukkan nilai penting pada kegiatan proses pembangunan prasarana dan sarana untuk mendukung keberadaan ibukota Kerajaan Mataram Islam," jelasnya.
Peserta juga mendapat informasi mengenai ke-23 umpak batu andesit, makam ratu Labuhan (salah satu istri Amangkurat I), dan struktur sebagian tembok masjid sisi utara dan sisi barat (ruang mihrab). Kemudian ke Museum Sejarah Plered, mengunjungi ruang pamer Gunung Kelir yang berisi koleksi benda cagar budaya yang ditemukan di sekitar Plered seperti beberaa arca dan komponen candi.
"Kunjungan diakhiri di Situs Kedaton IV di barat Museum Sejarah Plered. Merupakan lokasi sisa tembok benteng (Cepuri) sisi barat Kraton Plered yang pernah eksis pada abad 18 Masehi. Di lokasi ini peserta memperoleh informasi mengenai sisa -sisa benteng yang terbuat dari bata dan masih dapat disaksikan hingga saat ini. (Vin)