KRJogja.com, BANTUL – Sebanyak 133 karya seni kriya dari berbagai wilayah di Indonesia memukau pengunjung dalam pameran besar seni kriya Undagi 2025 yang bertajuk Cakra Manggilingan.
Acara yang berlangsung di Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta ini digagas oleh Asosiasi Kriyawan Republik Indonesia (Askrina) dan dibuka secara resmi oleh Mayor Jenderal (Purn) Prantara Santosa pada Sabtu (18/1) sore.
Pembukaan ditandai dengan simbolis menatah kayu oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul Yanatun Yunadiana, Ketua Undagi 2025 Nurrohmad SSn, serta kurator Agus Sriyono dan Arif Suharson.
Kurator Undagi 2025, Arif Suharson, menjelaskan bahwa pameran ini merupakan hasil kurasi selama enam bulan. Proses panjang tersebut melibatkan pelaku kriya dari berbagai latar belakang, mulai dari penggiat kriya tradisional hingga institusi pendidikan seni.
"Kurasi ini berbeda karena bersifat umum, sehingga kami berhasil menampilkan karya-karya luar biasa dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Medan, Padang, Jepara, Bali, hingga Kalimantan," ujar Arif.
Dalam pameran ini, karya yang ditampilkan dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu Kriya Heritage, Kriya Populer, dan Kriya Alternatif.
Salah satu esensi utama dari Undagi 2025 adalah mengubah pandangan masyarakat tentang seni kriya. Menurut Arif, kriya sering dipandang sebelah mata sebagai "barang biasa".
"Kriya bukan sekadar kerajinan. Kami ingin menampilkan kriya sebagai karya yang luar biasa dan dapat dipertanggungjawabkan secara konsep dan keilmuan," tegasnya.
Pameran ini membuktikan bahwa seni kriya bukan hanya soal estetika, tetapi juga melibatkan keseimbangan antara konsep, keilmuan, dan perjalanan kreatif yang menjawab tantangan zaman.
Arif menambahkan, Undagi bukan hanya milik Yogyakarta tetapi milik seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, acara ini digelar dua tahun sekali dengan lokasi yang berganti-ganti.
"Undagi berikutnya rencananya akan digelar di Surakarta pada tahun 2027," kata Arif.
Pameran Undagi 2025 berlangsung mulai 18 hingga 28 Januari 2025. Dengan menghadirkan berbagai karya dari seluruh penjuru Nusantara, acara ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni kriya dan menginspirasi para seniman untuk terus berkarya.
Kurator Agus Sriyono juga menekankan pentingnya karya kriya yang memiliki pesan mendalam dan mampu bersaing di dunia seni global. (Roy)