KRjogja.com - BANTUL - Lokasi Dam atau Groundsill di Trimurti Srandakan Bantul yang jebol Minggu (26/1/2025) lalu, sempat menjadi tontonan dan perhatian masyarakat yang ingin melihat dari dekat kondisi bangunan bendungan yang melintang di Sungai Progo tersebut.
Warga ingin melihat dampaknya setelah bendungan itu jebol, karena setelah jebolnya bendungan terjadi erosi tebing sungai (streambank erosion) sekitar lokasi bendungan. Arus dari utara juga meningkat dan melebar sehingga tanah disekitarnya ambrol karena terkikis air yang alirannya menjadi deras.
Menurut Kasi Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, rasa penasaran warga yang mendatangi lokasi jebolnya dam Sungai Progo dapat mengancam keselamatan jiwa dikarenakan tanah sekitar sudah mulai erosi.
Baca Juga: Edan! Trump Lanjutkan Pengiriman Bom 907 Kg ke Israel
Untuk antisipasi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan atau membahayakan warga, maka jajaran Polres Bantul melakukan pembatasan- pembatasan lokasi yang tidak boleh didatangi warga, seperti lokasi dekat tebing yang rawan ambrol. Selain itu Polisi melakukan pemasangan imbauan larangan berhenti dan parkir di atas Jembatan Srandakan II. Juga memasang larangan melintas menggunakan water barrier di Jembatan Srandakan I atau jembatan lama.
“Untuk keselamatan bersama dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, masyarakat dimohon tidak mendekati area bahaya, tidak berhenti di atas jembatan. Serta tidak nekat turun ke sungai baik di jembatan maupun di bekas dam yang jebol. Karena lokasi jebolnya dam bukan tempat wisata yang aman dikunjungi oleh warga,” papar Jeffry.
Pengguna jalan yang melintas di jembatan Srandakan II ,utamanya kendaraan R2 juga agar tidak berhenti di bahu jalan jembatan, supaya tidak mengganggu atau menimbulkan kemacetan lalu lintas pengguna jalan lain.
Sementara petugas Polres Kulonprogo juga telah menutup Jembatan Srandakan lama dari arah barat atau dari arah Kulonprogo menggunakan water barrier. (Jdm)