bantul

Tiga Siswa SLB Negeri 2 Bantul Gelar Pameran Lukisan "Menggapai Asa Tanpa Suara"

Senin, 10 Februari 2025 | 22:10 WIB
GKR Mangkubumi didampingi Suhirman dan Yanatun Yunadiana menggoreskan kanvas dalam pembukaan pameran lukis. KR-Sukro Riyadi.

BANTUL (KRJogja.com) – Tiga siswa berkebutuhan khusus dari SLB Negeri 2 Bantul menggelar pameran seni lukis bertajuk Menggapai Asa Tanpa Suara di Gallery Prawirotaman Hotel, Senin (10/2). Pameran yang akan berlangsung hingga 30 Maret 2025 ini menampilkan 50 karya lukisan sebagai bentuk ekspresi kreatif mereka.

Ketiga siswa yang berpartisipasi dalam pameran ini adalah Najwa Nuraini Khoerunisa, Krisma Nur Aini, dan Nafisa Aulia, yang semuanya merupakan penyandang tuna wicara. Kepala SLB N 2 Bantul, Astuti Hermawati, menjelaskan bahwa tema Menggapai Asa Tanpa Suara dipilih untuk menggambarkan bagaimana mereka menyalurkan perasaan dan pikiran melalui seni lukis.

"Walaupun mereka tidak bisa berbicara, tetapi mereka dapat mengekspresikan hati dan perasaan mereka lewat lukisan. Kami berharap pameran ini bisa menjadi wadah bagi mereka untuk menunjukkan potensi dan juga sebagai langkah awal menuju kemandirian," ujar Astuti Hermawati.

Pameran ini dibuka secara resmi oleh GKR Mangkubumi dan dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Drs. Suhirman, M.Pd, serta Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Yanatun Yunadiana. Hadir pula perwakilan dari Gallery Prawirotaman Hotel, Wahyu Kurniawan.

Dalam sambutannya, GKR Mangkubumi mengungkapkan rasa bangga terhadap karya-karya para siswa.

"Mudah-mudahan sekolah lain juga dapat memberikan apresiasi kepada siswanya. Berkarya adalah cara untuk mengungkapkan isi hati dan perasaan, dan pameran seperti ini seharusnya bisa menjadi agenda rutin," ujar GKR Mangkubumi.

Kepala Disdikpora Bantul, Suhirman, juga mengapresiasi inisiatif SLB Negeri 2 Bantul dalam mengadakan pameran ini. Ia berharap program serupa dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain untuk menggali potensi siswa.

"Anak-anak yang berprestasi perlu diberikan wadah. Tema pameran Menggapai Asa Tanpa Suara ini seperti sindiran bagi kita semua, bahwa banyak orang berbicara tanpa prestasi, sementara mereka yang tidak bersuara justru menunjukkan karya luar biasa," kata Suhirman.

Mendorong Kemandirian Melalui Seni

Selain sebagai bentuk apresiasi terhadap bakat anak-anak berkebutuhan khusus, pameran ini juga bertujuan untuk membantu mereka menjadi lebih mandiri. Selama ini, ketiga siswa tersebut telah mengikuti berbagai pameran seni di tingkat daerah maupun nasional, termasuk yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan di Jakarta.

Astuti Hermawati berharap karya-karya mereka bisa mendapatkan apresiasi lebih luas, termasuk dari kolektor seni.

"Kami berharap lukisan-lukisan mereka bisa dibeli oleh masyarakat, sehingga mereka dapat lebih mandiri melalui karya seni," tuturnya.

Selain itu, pameran ini juga menjadi sarana bagi para pengunjung, termasuk wisatawan mancanegara yang menginap di Prawirotaman, untuk mengenal dan menghargai karya-karya seni dari siswa berkebutuhan khusus.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan pameran Menggapai Asa Tanpa Suara dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak sekolah dan komunitas seni untuk membuka ruang lebih luas bagi anak-anak berkebutuhan khusus dalam mengekspresikan diri dan berkarya. (Roy)

Tags

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB