bantul

Makmur, Tingkatkan Produktivitas dan Kualitas Panen Petani di DIY

Minggu, 2 Maret 2025 | 17:25 WIB
Penggunaan drone untuk proses pemupukan (Ist)

KRJogja.com - BANTUL - Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur) yang diinisiasi PT Pupuk Indonesia atau PI (Persero) dinilai mampu membantu meningkatkan produktivitas, kualitas dan pendapatan petani di wilayah DIY. Melalui program pengembangan ekosistem pertanian dari hulu ke hilir tersebut, petani mendapatkan pupuk non subsidi berkualitas, metode pertanian terkini, pendampingan mulai dari uji tanah, rekomendasi pemupukan yang tepat, hingga akses ke offtaker yang siap menyerap hasil panen dengan harga bagus.

Melalui program yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani di Tanah Air ini, petani bisa menikmati pupuk berkualitas, mengakses perbankan dan mendapat dukungan dari berbagai instansi. Program Makmur berkomitmen memperkuat perekonomian nasional dengan berbagai program yang bisa diikuti petani. Program ini diharapkan dapat mewujudkan pertanian yang lebih produktif, berdaya saing, dan berkontribusi pada ketahanan pangan.

Baca Juga: Kosakata Bahasa Korea Sehari hari, Kpopers Wajib Tahu!

Hasil program Makmur dirasakan para petani di wilayah Bantul, seperti Sajilan, warga Dusun Code Kalurahan Trirenggo Kapanewon Bantul binaan Petrokimia Gresik yang merupakan perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, Minggu (02/03). Sebagai pembina kelompok tani di dusunnya, Sajilan mengaku sangat terbantu dengan adanya program Makmur tesebut, khususnya perihal pendampingan, pemupukan dan metode pertanian modern.

" Saya baru mengikuti program Makmur dari Petrokimia Gresik tahun 2024 lalu dan sangat terbantu sekali. Awal tahun lalu, petani kekurangan pupuk subsidi karena keterlambatan pengiriman. Akhirnya datang pupuk nonsubsidi dari Petrokimia untuk mencukupi kebutuhan pupuk petani saat itu. Pupuknya bagus dan berkualitas sehingga banyak petani yang beralih menggunakan pupuk nonsubsidi tersebut," ujarnya.

Sajilan menyampaikan pupuk Petrokimia ini menjadi penyelamat para petani di wilayahnya kala itu yang sangat tergantung dengan pupuk subsidi. Sehingga petani tidak mengalami keterlambatan musim tanam mengingat bibit jagung sudah saatnya untuk ditanam. Sejak saat itu, banyak petani yang beralih menggunakan pupuk Petrokimia karena ketersediaannya selalu mencukupi.

Baca Juga: Bulan Membaca

" Para petani menilai hasil panennya bagus setelah memakai pupuk dari Petrokimia. Untuk hasil panen jagung, hijaunya awet dan lebih berkualitas. Hasil panen jagung kering pungut bagus bisa mencapai 5 hingga 6 ton per hektare, harganya Rp 7.000 per kg untuk jagung kering panen," tandasnya.

Selain pupuk, Sajilan mengungkapkan manfaat mengikuti program Makmur adalah mendapatkan pendampingan kawalan sejak awal hingga panen, mendapatkan metode pertanian modern seperti penggunaan drone untuk pemupukan sehingga lebih efisien menekan biaya dan lain sebagainya. Secara garis besar, program ini sangat membantu para petani terutama dari segi kualitas dan produktivitas sehingga harga jual hasil panen lebih bagus.

Tenaga Agronomis (Agroman) Petrokimia Gresik, Alfan Ibrizhun mengatakan tidak hanya meningkatkan produktivitas dan keuntungan, dengan mengikuti program Makmur petani juga dapat belajar metode pertanian terkini dan mendapatkan pendampingan dari Taruna Makmur. Program Taruna Makmur dipilih dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) guna mendampingi dan menjadi jembatan untuk menghubungkan petani dengan stakeholder.

"Kami sifatnya menghubungkan berbagai stakeholder, misalnya penyedia benih, layanan keuangan dan sebagainya. Kali ini kami bekerjasama dengan Syngenta, sebagai offtaker dan akses permodalan," kata Alfan.

Alfan menambahkan bahwa saat ini, dirinya Bersama Taruna Makmur berfokus pada penggunaan drone untuk pertanian. Karena mampu meningkatkan efisiensi dalam proses pemupukan, terutama untuk lahan yang luas. "Fokus layanan drone berbayar, tapi harganya jauh lebih terjangkau dari perusahaan lain, sekarang 250ribu/hektar. Kapasitasnya mencapai 20 liter dan semua dibantu Taruna Makmur, petani terima beres. Efisiensi dibandingkan dengan metode manual mencapai 20-30 persen" jelasnya

Penggunaan pupuk non-subsidi tetap menguntungkan karena dapat meningkatkan produktivitas. Rata-rata kenaikan produksi mencapai 0,5 hingga 1 ton. Selain itu banyak manfaat lainnya yang diberikan, seperti tebus murah, hadiah umroh hingga beasiswa Pendidikan bagi anak-anak petani.

"Kami melakukan pendampingan kawalan mulai dari uji tanah gratis untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh petani, sosialisasi pemupukan berimbang, kawalan demplot percobaan penanaman untuk uji coba pupuk dan kawalan budidaya mulai dari pengolahan tanah, penanaman hingga panen untuk petani," imbuh Wulandari, salah satu Taruna Makmur dari Polbangtan Gowa Sulawesi Selatan yang mendapatkan penempatan di tiga kabupaten di DIY yaitu Bantul, Sleman dan Kulonprogo. (Ira)

Tags

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB