BANTUL, KRjogja.com – Tradisi Obor Agung Malam Selikuran di Mindi 01, Sumberagung, Jetis Bantul, berlangsung khidmat dan penuh kebersamaan, Kamis (20/3/2025) malam. Acara ini menghadirkan kelompok musik Shinobi Al-Maghribi, yang membawakan lagu-lagu religi Islami dengan sentuhan musik bernuansa Jawa.
Malam Selikuran merupakan tradisi yang dilakukan pada malam ke-21 Ramadan sebagai bentuk penyambutan Lailatul Qadar. Selain dihibur dengan musik sholawatan, warga juga mengikuti doa bersama dan dhahar kembul atau makan bersama sebagai simbol kebersamaan.
Kelompok musik Shinobi Al-Maghribi tampil memukau dengan membawakan lagu-lagu religi Islami dalam format band. Grup ini diperkuat oleh Maulana (vokal), Iwank Sabo (gitar), Eri (keyboard), Wiro (bas), Endy Barock (drum), dan Eko Balung (biola & aransemen musik). Mereka juga berkolaborasi dengan pemusik Hadroh Ar-Rayyan dari Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.
Maulana, vokalis Shinobi Al-Maghribi, mengajak masyarakat untuk bersama-sama bersholawat dan menghidupkan tradisi religi di malam istimewa ini. “Mari bersholawat bersama dalam momentum Malam Selikuran di Mindi 01, Sumberagung, Jetis Bantul,” ujarnya setelah membawakan lagu "Suluk Singgah-singgah."
Sementara itu, Eko Balung menekankan bahwa musik religi bernuansa Jawa ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana dakwah yang mengajak masyarakat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. “Sholawat dengan nuansa musik Jawa ini menyampaikan pesan tentang kebersamaan, gotong royong, dan pentingnya meningkatkan ibadah,” imbuhnya.
Obor Agung Malam Selikuran, Tradisi yang Menyatukan Warga
Ketua Pemuda Mindi 01, Arif Hidayat, mengungkapkan bahwa tradisi Obor Agung Malam Selikuran ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan meningkatkan semangat beribadah.
“Acara ini menjadi momentum untuk menyambut malam-malam terakhir Ramadan dengan ibadah yang lebih khusyuk. Terima kasih kepada seluruh warga yang telah berpartisipasi dan kepada Shinobi Al-Maghribi yang telah menyemarakkan acara ini dengan lagu-lagu sholawatnya,” kata Arif.
Dengan suksesnya acara ini, diharapkan tradisi Malam Selikuran terus lestari dan menjadi bagian dari identitas budaya Islam di Yogyakarta yang menggabungkan religi, seni, dan kebersamaan. (Cil)