Krjogja.com - BANTUL – SMP Muhammadiyah Imogiri kembali menjadi pusat koordinasi dalam operasi penanganan bencana yang digelar oleh Lembaga Resiliensi Bencana (LRB/MDMC) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul.
Sekolah ini telah memiliki rekam jejak panjang dalam mendukung upaya tanggap darurat bencana di Bantul sejak gempa bumi 2006, serta banjir besar pada 2017 dan 2018.
Ketua LRB/MDMC PDM Bantul, Yuwanto, menjelaskan bahwa pada bencana banjir yang terjadi pada 28 Maret 2025, SMP Muhammadiyah Imogiri kembali difungsikan sebagai Pos Koordinasi (Poskor) MDMC.
“Pada banjir kali ini kami membentuk pos koordinasi di SMP Muhammadiyah Imogiri, melakukan asesmen lapangan, serta mendata kebutuhan logistik dan personalia,” ujarnya.
Baca Juga: Pemerintah Akan Ambil Tindakan Hukum Buat Produsen Penyumbang Sampah
Dalam operasionalnya, Poskor ini dikoordinir oleh Husni, selaku Kepala Bidang Tanggap Darurat, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi (TDRR) MDMC.
“Untuk melaksanakan asesmen kami telah membentuk dua Search and Rescue Unit (SRU),” tambah Yuwanto.
Menurut Yuwanto, SMP Muhammadiyah Imogiri telah terbiasa menjadi bagian dari operasi tanggap darurat bencana. “Kapanpun dibutuhkan, pintunya selalu terbuka untuk menjadi posko penanganan bencana,” ungkapnya.
Baca Juga: Dampak Hujan Deras di DIY Hingga Tengah Malam Ini
Ia juga menambahkan bahwa lokasi sekolah ini sangat strategis karena berdekatan dengan PKU Muhammadiyah Imogiri. “PKU Muhammadiyah Imogiri siap dan kompeten menjadi rujukan perawatan dan medikasi bagi warga yang terdampak banjir,” jelasnya.
Dengan pengalaman panjang dalam partisipasi penanganan bencana, SMP Muhammadiyah Imogiri kembali membuktikan perannya sebagai pilar utama dalam mitigasi dan respons bencana di Bantul. (*)