bantul

Rayakan Hari Kartini Propinsi DIY 2025 dengan Berbagi Bansos pada Pemulung

Senin, 14 April 2025 | 16:50 WIB
Berbagi Bansos kepada Paguyuban Pemulung (Foto: risbika putri)

 

Krjogja.com- Bantul - Wanita berdaya merupakan konsep yang menggambarkan kemampuan dan kekuatan perempuan dalam mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas hidup. Hal itu berkaitan erat dengan kemandirian ekonomi dan finansial dapat meningkatkan kekuatan perempuan dalam membuat keputusan dan mengelola kehidupan mereka. Selain itu, dukungan sosial dari keluarga, teman, dan masyarakat dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan.

Kegiatan Bakti Sosial untuk paguyuban pemulung digelar di TPS Piyungan, Halaman Masjid Attaqoruf, TPS Piyungan, Bantul. Kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai bagian dari beberapa kegiatan yg dilakukan oleh 5 komponen organisasi wanita DIY yakni Bhayangkari Daerah DIY, Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) DIY, Dharma Pertiwi DIY, Dharma Wanita Persatuan dan TP PKK. Dimana PD THN ini BKOW menjadi leading sector.

Acara tersebut dihadiri oleh Kepala DP3AP2 DIY Erlina Hidayati Sumardi, Ketua Bhayangkari diwakili anggota, Darma Pertiwi diwakilkan anggota, TP PKK dihadiri oleh Kristiana Swasti, dan DWP Priyantinah Trisaktiyana. Dengan mengusung tema Pradnya Larasati yaitu Keseimbangan Perempuan Di Era Modern dan sub-tema Kearifan Perempuan Dalam Ilmu, Kebijaksanaan & Harmoni.
Ketua Umum BKOW DIY sekaligus ketua panitia baksos, Siti Azizah menuturkan kegiatan tersebut menjadi salah satu rangkaian peringatan Hari Kartini.

"Sebagai organisasi perempuan yang aktif di masyarakat, kita ingin memberikan hal positif yg bermanfaat bagi masyarakat. Namun karena waktunya sangat pendek, kita hanya bisa melaksanakan bakti sosial. Bm" ujar Azizah (14/4/25).

Azizah menambahkan jika dalam baksos bersama komunitas pemulung saat ini mewakili perhatian organisasi masyarakat dan instansi dalam pengolahan sampah. Kami berbagi 170 paket bansos dengan para pemulung khususnya wanita. Mereka memiliki paguyuban atau komunitas yang mampu mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat, " paparnya.

Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin menuturkan Kelompok Pemulung Mardiko telah didampingi MPM sejak 2016. Transformasi tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dampak penutupan TPA Piyungan yang memicu disrupsi ekonomi dan sosial.

"Paguyuban Mardiko ini adalah paguyuban pemulung awalnya semula berjumlah 500 orang ketika TPST Piyungan ini masih berfungsi. Dengan mengandalkan sampah sebagai bagian dari kehidupan ekonomi. Hal ini merupakan prestasi dalam hal pemberdayaan masyarakat yaitu mentransformasi dari pemulung kemudian menjadi pengolah sampah, "ujar Nurul Yamin.

Ia melanjutkan tentang adanya transformasi kewirausahaan secara kolektif dan sudah memiliki koperasi berbadan hukum."Sebuah lompatan dalam proses sebagai pemulung menjadi wirausaha pengolah sampah, dan mereka sudah bermitra atau menawarkan kepada beberapa berbagai pihak. Kita berharap juga persoalan sampah bukan hanya diselesaikan secara teknis pengelolaannya tetapi sebenarnya banyak hal yang bisa digali dan dikembangkan, "ujarnya.

Maryono, Ketua Paguyuban Mardiko menjelaskan pihaknya telah membuat banyak program terkait dengan pengolahan sampah hingga wirausaha. Ada kompos, ada budi daya magot, ada ternak ayam yang menghasilkan telur, juga eco enzym yang menghasilkan pengharum bau yang tidak sedap. Untuk sampah yang diolah kami harus selektif tidak hanya asal menerima. Kalau hanya residu kami tidak mau menerima. Kami pilah-pilih sebagainya untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah dan bisa nanti untuk sebagai pemberdayaan lainnya, "tutur Maryono. (*3)

 

Tags

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB