KRJogja.com - BANTUL - Menteri Lingkungan Hidup (MenLH) RI, Hanif Faisol Nurofiq meninjau lokasi Banjir di Embung Wukirsari Imogiri Bantul, Sabtu (20/4). Dalam kunjungan tersebut disampaikan langkah-langkah kementerian bersama Dinas Lingkungan Hidup DIY dan Bantul dalam mengatasi banjir.
Termasuk projeck jangka panjang terkait pengolahan sampah.
Baca Juga: Temanggung Kekurangan 900 Guru, Bupati akan Surati Presiden
Dalam kunjungan tersebut MenLH RI, Hanif Faisol Nurofiq didampingi Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih, Sekda Bantul, Agus Budi Raharjo, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Hermawan Setiaji SIP MH, Kepala Diskominfo Kabupaten Bantul, Bobot Ariffi' Aidin ST MT, Kepala BPBD Bantul, Agus Yuli Hermawan ST MT, Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, Kepala DLH Bantul, Bambang Purwadi Nugroho.
Menteri Lingkungan Hidup (MenLH) RI, Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, jika Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih sudah menjelaskan secara detail terkait peristiwa banjir akhir April 2025 lalu.
Pada saat itu curah hujan mencapai 150 milimeter /d. Artinya angka itu sangat tinggi, jadi kalau curah hujan sudah. melebihi angka 150 milimeter/d. Dengan kata lain, setiap 150 milimeter air berada dilahan 1 meter persegi meter tanah. Sehingga kemudian menimbulkan bencana banjir.
Baca Juga: Pemerintah Apresiasi Kepolisian dan Kementerian Imigrasi Gagalkan Keberangkatan Jemaah Haji Ilegal
Dengan peristiwa tersebut kementrian dan Dinas Lingkungan Hidup DIY menganalisa landscape dan ada perubahan hutan signifikan disubdas hulunya. Bila tahun 2010 ke bawah 18. 000 hektar .
"Sekarang kalau kita cermati 9 000 hektare, tinggal separuhnya. Salah satu pemicunya adanya pertambangan pertambangan di atas. Mohon izin kepada Bapak Bupati, Dinas LH provinsi akan melakukan pengawasan lingkungan," ujar Hanif Faisol Nurofiq .
Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih mengatakan, terdapat dua hal disampaikan oleh MenLH RI, Hanif Faisol Nurofiq.
"Satu mengenai peristiwa banjir berapa waktu yang lalu. Yang kedua masalah penanganan sampah. Peristiwa banjir ini harus dilihat dari berbagai sisi. Diantaranya adalah perubahan landscape, perubahan landscape yaitu terjadinya alih fungsi tutupan vegetasi dan itu terbukti mengakibatkan terjadinya banjir. Seperti Jakarta karena perubahan landscape besar-besaran di kawasan Puncak demikian juga di yang terjadi di Bantul. Karena Bantul ini adalah hilir dari seluruh perairan di Daerah Istimewa Yogyakarta maka Bagaimana yang terjadi di kota itu tidak bisa dipisahkan dari peristiwa banjir yang terjadi di Bantul," ujar Abdul Halim Muslih.
Menurut Halim, Bantul memang menjadi hilirnya seluruh perairan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Sehingga secara khusus Pak Menteri tadi akan menurunkan pengawas lingkungan, akan mengevaluasi ulang perubahan landscaping di Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk di Kabupaten Bantul. terutama perubahan landscape karena pertambangan dan perumahan," ujar Halim. (Roy)