KRJOGJA.com - Bantul - Bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 dengan tema global “Ending Plastic Pollution”,. Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (Pusdal LH) Jawa menggelar aksi kolaboratif bertajuk #HentikanSampahPlastik, #SelamatkanPantaiku. Program tersebut digelar di Pantai Goa Cemara, Kapanewon Sanden Bantul, Yogyakarta Sabtu (14/6).
Kepala Pusdal LH Jawa, Puji Iswari menjelaskan rangkaian kegiatan diantaranya bersih pantai, penanaman cemara laut, talkshow lingkungan, serta edukasi untuk masyarakat dan pelajar. Kegiatan tersebut tidak sekadar seremoni. Namun merupakan upaya konkret untuk akselerasi penuntasan pengelolaan sampah di DIY. Kegiatan melibatkan pemerintah daerah, komunitas, sekolah, hingga pelaku usaha.
"Kegiatan ini dilakukan dalam upaya memperkuat komitmen bersama dalam mendorong perubahan perilaku dan budaya dalam pengelolaan sampah plastik. Selain itu program ini bertujuan memfasilitasi dan membina pengelolaan sampah plastik di wilayah pesisir, dengan menggandeng masyarakat, komunitas, dunia usaha, pemerintah daerah, dan kalangan akademik, termasuk para siswa. Kami ingin semua pihak memahami dan menerapkan pola pengurangan dan penanganan sampah plastik secara tepat, bijaksana, dan konsisten. Persoalan sampah bukan hanya soal teknologi, tetapi soal gaya hidup dan kesadaran kolektif kita untuk menjaga bumi," ujar Puji.
Baca Juga: Tak Hanya Bikin Gosong, Ini 5 Bahaya Paparan Sinar UV pada Kulit
Hari Lingkungan Hidup kata Puji, harus menjadi momentum refleksi sekaligus aksi nyata. “Kami ingin menumbuhkan semangat gotong royong untuk melindungi lingkungan dari ancaman sampah plastik yang mencemari daratan hingga lautan, tempat hidup jutaan makhluk,” ujarnya. Dipilihnya Pantai Goa Cemara sebagai lokasi kegiatan dengan pertimbangan, salah satu destinasi wisata andalan di pesisir selatan Bantul Yogyakarta. Sedang kondisi sekarang ini tengah menghadapi tekanan serius dari meningkatnya volume sampah plastik, baik dari wisatawan maupun aktivitas ekonomi lokal. Menurutnya,
Kawasan tersebut menjadi simbol tantangan sekaligus peluang untuk memulai gerakan perubahan berbasis masyarakat. Sebagai garis depan krisis ini, pantai menjadi titik strategis untuk menggerakkan aksi nyata. Aksi tersebut makin semarak dengan hadirnya Bus Edukasi Lingkungan yang menyajikan demonstrasi pembuatan eco enzyme, komposting losida, serta budidaya maggot sebagai solusi pengolahan limbah organik rumah tangga. Sampah bernilai ekonomi yang terkumpul juga langsung dibeli komunitas PERSADA melalui kampanye #SampahkuBernilai.
Selain itu, siswa dari SMA,SMK di wilayah Sanden, Kretek, dan Bantul ambil bagian dalam edukasi lingkungan lewat permainan, simulasi dan interaktif. Acara tersebut juga menghadirkan tokoh inspiratif, Pendiri Bank Sampah Gemah Ripah Bambang Suwerda, Pegiat eco enzyme Maryati, Aktivis Komunitas Rejosari Sanden Sancoko. (Roy)