Krjogja.com - BANTUL — Guna meningkatkan kecepatan dan akurasi pelayanan bagi 278,1 juta peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan terus mempercepat transformasi digital di seluruh lini ekosistem kesehatan.
Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan, menegaskan bahwa sistem digital menjadi satu-satunya solusi untuk melayani populasi peserta yang sangat besar secara efisien.
Baca Juga: Festival Bertajuk 'Bestival 2025' Jadi Ajang Pengembangan Kreatifitas Anak Soleh
"Hingga akhir 2024, kepesertaan Program JKN telah mencapai 98,45% dari populasi Indonesia. Ini tidak mungkin dikelola secara manual, apalagi ada sekitar 1,8 juta pemanfaatan layanan JKN per hari," ujar Edwin saat kunjungan kerja ke RS Universitas Islam Indonesia (UII), Jumat (18/7).
BPJS Kesehatan saat ini membangun sistem informasi terintegrasi yang tidak hanya diperuntukkan bagi internal lembaga, tetapi juga mencakup fasilitas kesehatan (faskes) mitra hingga peserta.
"Transformasi digital ini kita terapkan menyeluruh, tidak hanya di BPJS Kesehatan tetapi juga di faskes-faskes rekanan dan peserta. Semua pihak harus terhubung secara sistematis dalam satu ekosistem digital yang aman dan aplikatif," tegas Edwin.
Baca Juga: BCA Life Perkuat Komitmen Hadirkan Perlindungan Jiwa yang Inovatif
Salah satu inovasi andalan adalah i-Care JKN, sistem informasi yang memungkinkan tenaga medis melihat riwayat pelayanan kesehatan peserta hingga satu tahun ke belakang. Fitur ini sangat membantu dokter dalam menegakkan diagnosis lebih cepat dan tepat, terutama saat pasien tidak dapat menjelaskan riwayat medis secara detail.
Di sisi peserta, aplikasi Mobile JKN menjadi alat utama yang mendukung layanan mandiri. Fitur antrean online memungkinkan peserta mengambil nomor antrean dari rumah beberapa hari sebelum kunjungan.
"Peserta bisa tahu sudah sejauh mana antreannya berjalan, jadi cukup datang saat waktu pelayanan sudah dekat. Ini mencegah antrean menumpuk dan membuat faskes bisa lebih efisien," jelas Edwin.
Sementara dari sisi pembayaran, BPJS Kesehatan telah menggandeng lebih dari 1 juta kanal pembayaran, mulai dari bank, minimarket, hingga e-commerce. Selain itu, Program REHAB (Rencana Pembayaran Bertahap) menjadi solusi bagi peserta yang menunggak iuran untuk mencicil tagihan secara legal dan terstruktur.
Kunjungan BPJS Kesehatan ke RS UII juga menjadi ajang pemberian penghargaan bintang empat kepada rumah sakit tersebut atas komitmen tinggi dalam implementasi sistem digital, mulai dari antrean online, klaim terintegrasi, E-SEP elektronik, hingga bridging farmasi.
Direktur RS UII, Mulyo Hartana, menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen menjadikan digitalisasi sebagai pilar utama pelayanan.
"Kami membangun sistem informasi secara konsisten demi mempercepat layanan peserta JKN. Apresiasi kami kepada BPJS Kesehatan yang terus mendorong fasilitas kesehatan untuk berinovasi," ungkapnya.