KRjogja.com - BANTUL - Setiap bulan di Bantul terjadi rata-rata 2 kasus bunuh diri. Menurut Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry PW sesuai catatan di Polres Bantul, selama tahun 2025 ada 15 kasus bunuh diri. Yakni pada Januari 1 kasus, Februari 2 kasus, Maret 3 kasus, April 2 kasus, Mei 2 kasus, Juni 2 kasus, Juli 2 kasus.
Terakhir pada 2 Agustus 2025 terjadi di Sidomulyo Bambanglipuro Bantul, korbannya seorang pelajar usia 19 tahun ditemukan di rumahnya Sabtu (2/8/2025) siang sudah tak bernyawa. AKP Jeffry menjelaskan, korban semula berada di rumah bersama keluarganya pada pagi hari. Sekitar pukul 11.30 WIB, korban pamit ke area belakang rumah. Namun tidak kunjung kembali. Setelah dicari ditemukan sudah tak bernyawa tubuhnya menggantung dan lehernya terjerat tali.
Baca Juga: Dibuka Hari Ini, Mendikti Saintek Hadiri PKKMB UNY
Kejadian tersebut segera dilaporkan ke Polsek Bambanglipuro dan setelah dilakukan pemeriksaan Polis menyatakan kejadian tersebut murni bunuh diri, tanpa tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Hasil pemeriksaan medis menunjukkan penyebab kematian sesuai dugaan awal, dan tidak ada indikasi tindak pidana,” jelasnya, Selasa (5/8/2025).
Kasus bunuh diri yang dilakukan pelajar di Bantul juga pernah terjadi dua Minggu sebelumnya. Seorang pelajar SMP di Kapanewon Imogiri juga ditemukan meninggal dalam kejadian serupa.
Baca Juga: Swara Wadhana UNY Gemilang di Taiwan Dengan Borong 3 Penghargaan
AKP menuturkan, kasus bunuh juga sering terjadi di seluruh dunia, maka ditetapkan tanggal 10 September sebagian Hari Pencegahan Bunuh Diri se Dunia atau World Suicide Prevention Day. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengategorikan isu bunuh diri merupakan masalah kesehatan prioritas di dunia.
Dalam upaya pencegahan bunuh diri , keluarga menjadi fondasi utama pencegahan terhadap kasus bunuh diri. Keluarga diarahkan menjadi peredam dan pencair dari masalah. Jangan sampai keluarga justru menjadi sumber tekanan terhadap anggota keluarga. (Jdm)