BANTUL (KRjogja.com) – Literasi menjadi salah satu tantangan besar di era digital, ketika anak-anak lebih tertarik bermain gawai ketimbang membaca buku.
Melihat kondisi itu, pasangan Duta Bahasa Yogyakarta 2025, Razif Raihan Rasyid dan Elvira Sundari, menggagas program literasi bertajuk Kridha BATIK (Baca, Tulis, Petik) yang salah satunya disosialisasikan di SDN Grojogan, Banguntapan, Bantul, Rabu (24/7/2025).
Razif menjelaskan, kridha yang berarti olah atau tindakan kebahasaan ini dirancang untuk mengajak anak lebih tertarik membaca melalui pendekatan karya sastra.
“Kami tahu literasi menjadi masalah besar dan akan berakumulasi bila tidak segera ditemukan solusi yang tepat. Dengan diskusi karya sastra, anak-anak lebih mudah diajak membaca,” jelas mahasiswa Fakultas Peternakan UGM itu.
BATIK tidak hanya menekankan minat baca, tetapi juga pemahaman dan pemaknaan bacaan. Dalam permainan BATIK, siswa dibagi dalam empat peran yang terinspirasi dari motif batik Nusantara: Parang sebagai penanya kritis, Kawung yang mengaitkan cerita dengan kehidupan nyata, Cakar Ayam pencari istilah baru, serta Sidomukti yang merangkum isi bacaan.
Siswa kemudian membaca cerpen secara berkelompok dengan setiap peran saling melengkapi. Metode ini diharapkan menumbuhkan keterampilan analisis sekaligus membuat kegiatan membaca lebih menyenangkan.
“Di era serba cepat ini, informasi harus dianalisis secara mendalam. Literasi yang baik akan meminimalisir pembodohan publik dan meningkatkan pola pikir generasi muda,” lanjut Razif.
Sementara itu, Elvira menyoroti fokus membaca generasi muda yang cenderung menurun. “Minat baca meningkat, tetapi kualitas membaca mendalam berkurang karena terbiasa dengan konten singkat,” ucapnya.
Sosialisasi BATIK di SDN Grojogan disambut hangat para siswa. Meski perubahan minat baca tidak langsung terlihat, program ini diharapkan menjadi pintu masuk peningkatan literasi secara bertahap. Razif dan Elvira kini tengah bersiap menuju kompetisi Duta Bahasa Nasional yang akan digelar September mendatang.