Krjogja.com, BANTUL – Guna meningkatkan kapasitas dan skala usaha Koperasi Tani BMT Barokah di Kapanewon Jetis, Bantul, tim pengabdian masyarakat dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta melaksanakan program pendampingan berbasis konsolidasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Program ini bertujuan mengatasi fragmentasi kelembagaan yang selama ini membatasi daya saing dan nilai tambah produk pertanian setempat.
Koperasi Tani BMT Barokah, yang berlokasi di Desa Trimulyo, memiliki potensi besar dengan anggota puluhan kelompok tani. Namun, aktivitas usaha masih terbatas pada simpan-pinjam skala kecil dan penyaluran pupuk bersubsidi. Masing-masing Gapoktan cenderung bekerja secara parsial, sehingga supplai hasil pertanian tidak terkonsolidasi, bargaining power lemah, dan belum ada pengolahan produk hilir.
“Akar masalahnya adalah keterpisahan. Potensi besar dari ratusan petani tidak terhimpun dengan baik di bawah koperasi. Melalui konsolidasi, kami ingin menciptakan sinergi yang meningkatkan efisiensi dan nilai tambah,” jelas Prof Dr Jamhari SP MP, ketua tim pengabdian dari UGM.
Baca Juga: Pecinta Otomotif Bergembira, Ban Falken Resmi Dijual di Indonesia
Program yang didanai Kemdiktisaintek Tahun 2025 ini telah memasuki tahap pelaksanaan. Beberapa kegiatan telah dilakukan, termasuk survei pendahuluan, sosialisasi program, serta penyuluhan dan pelatihan yang diikuti oleh 65 peserta yang terdiri dari koperasi tani BMT Barokah, Gapoktan, kelompok tani, dan perangkat desa.
Dalam sosialisasi yang digelar pada pertengahan September 2025, tim pengabdian yang juga melibatkan Muh Amat Nasir SP MSc (UGM) dan Dr Ismiasih STP MSc (Instiper Yogyakarta), memaparkan rencana penguatan kelembagaan melalui penyusunan business plan terintegrasi, peningkatan akses pemasaran, dan penerapan teknologi pengolahan padi.
“Kami mendorong terbentuknya Unit Usaha Pertanian (UUP) di bawah koperasi untuk menghimpun hasil panen anggota, melakukan penjualan bersama, dan mengembangkan produk olahan seperti beras kemasan,” tambah Prof Jamhari.
Baca Juga: Saksi Sebut Christiano dalam Kondisi Sadar dan Tunjukkan Penyesalan
Respon peserta sangat antusias, menandakan komitmen bersama untuk membangun usaha kolektif yang lebih tangguh. Program ini akan dilanjutkan dengan pendampingan penerapan teknologi, evaluasi, dan penyusunan strategi keberlanjutan. Diharapkan, Koperasi Tani BMT Barokah dapat menjadi model koperasi yang mandiri dan mampu menjadi penggerak ekonomi lokal di Kapanewon Jetis. (Fie)