Sastra mengajarkan banyak hal kepada para siswa: bagaimana memahami makna di balik kata, bagaimana menyelami perasaan manusia, dan bagaimana menghargai keindahan bahasa Indonesia. Dengan menulis puisi dan cerpen, mereka tidak hanya berlatih merangkai kata, tetapi juga belajar mengasah kepekaan sosial, empati, dan imajinasi. Hal-hal tersebut sangat penting di tengah derasnya arus informasi dan teknologi yang kerap membuat generasi muda melupakan nilai-nilai humanis.
Menurut salah satu guru pendamping, kegiatan seperti ini juga menjadi langkah nyata untuk menumbuhkan budaya literasi di sekolah. “Selama ini, siswa lebih banyak membaca buku pelajaran, tetapi jarang diberi ruang untuk menulis secara kreatif. Melalui pelatihan ini, mereka diajak mengenal sastra dengan cara yang menyenangkan, bukan menakutkan,” ungkap salah satu guru Bahasa Indonesia SMK N 1 Bantul.
Menuju FLS2N dengan Semangat Baru
Dari pelatihan ini, nantinya akan dipilih satu siswa penulis puisi terbaik dan satu penulis cerpen terbaik yang akan mewakili SMK N 1 Bantul dalam ajang FLS2N tingkat kabupaten. Para peserta berharap pengalaman ini menjadi langkah awal untuk meraih prestasi di bidang sastra.
Baca Juga: Prediksi Skor Nottingham Forest vs Manchester United di Liga Inggris 2025 Pekan ke- 10
Di akhir kegiatan, Anggit Tiyas Fitra Romadani, M.Pd., menyampaikan pesan inspiratif, “Menulis itu bukan sekadar menghasilkan karya, tetapi juga tentang menemukan jati diri. Siapa tahu dari kegiatan kecil ini lahir penulis besar di masa depan.”
Melalui kegiatan pelatihan seni sastra ini, SMK N 1 Bantul berharap mampu menumbuhkan minat menulis di kalangan siswa dan menciptakan generasi muda yang cerdas, berbudaya, dan mencintai bahasa Indonesia.