BANTUL, KRjogja.com – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) DIY Agung Rektono Seto menyerahkan Sertifikat Indikasi Geografis (IG) untuk kerajinan Wayang Kulit Tatah Sungging yang berasal dari Padukuhan Pucung, Wukirsari, Imogiri, Bantul, kepada Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih di ruang kerjanya, Selasa (4/11).
Dengan penyerahan ini, Kekayaan Intelektual (KI) komunitas Bantul kembali mendapat pengakuan resmi dari negara. Produk wayang kulit tatah sungging dari Bantul kini diakui memiliki kualitas dan kekhasan tersendiri.
“Alhamdulillah, untuk yang ketiga kalinya Kabupaten Bantul mendapat sertifikat Indikasi Geografis. Kali ini untuk karya warga Bantul, yakni Tatah Sungging yang ada di Pucung Wukirsari, Imogiri,” kata Bupati Bantul.
Sebelumnya, Bantul juga telah menerima sertifikat Indikasi Geografis untuk Batik Nitik Trimulyo Jetis dan Gerabah Kasongan Kasihan. “Insya Allah akan kita susul karya-karya yang lain,” imbuh Halim.
Menurut Bupati, sertifikat IG ini menjadi bukti bahwa Bantul sejak lama dikenal sebagai daerah kreatif. Hal tersebut juga diakui oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Nasional, yang berulang kali menetapkan Bantul sebagai salah satu kota kreatif Indonesia di subsektor kriya.
“Tatah sungging ini juga telah dinyatakan sebagai world heritage, warisan budaya tak benda (intangible heritage). Bantul merupakan cikal bakal Mataram, sehingga wajar jika mewarisi banyak warisan budaya,” ujar Halim.
Sementara itu, Kakanwil Kemenkumham DIY Agung Rektono Seto menekankan pentingnya perlindungan hukum terhadap produk lokal agar nilai ekonominya meningkat.
“Perlindungan IG ini diharapkan dapat meningkatkan nilai jual, melindungi dari pemalsuan, dan memberikan kesejahteraan bagi perajin serta masyarakat Bantul,” paparnya.
(Jdm)