Krjogja.com - BANTUL - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) lintas institusi dari Prodi S1 Keperawatan dan D3 Keperawatan STIKES Notokusumo Yogyakarta bersama Prodi S1 Farmasi Universitas Madani Yogyakarta melaksanakan edukasi dan pendampingan bertajuk “Pendampingan Keluarga dalam Perawatan Pasien Pasca Stroke melalui Sistem Informasi Rehabilitasi Pasca Stroke (SEMAR) berbasis Website.” Kegiatan yang berlangsung di Posyandu Menur, Padokan Lor, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, DIY ini diikuti antusias oleh keluarga pasien pasca stroke dan para kader kesehatan setempat.
Ketua Pelaksana PKM, Linda Widyarani, S.Kep., Ns., M.Kep., menjelaskan kegiatan tersebut dilakukan untuk memberdayakan keluarga agar mampu memberikan perawatan holistik dan berkelanjutan bagi pasien di rumah dengan memanfaatkan teknologi digital. Ia menjelaskan inovasi SEMAR merupakan wujud adaptasi tenaga kesehatan terhadap perkembangan teknologi informasi dalam pelayanan keperawatan berbasis komunitas.
"Kami mendapatkan dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Tahun 2025 dalam skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat, khususnya Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP) dan dengan dukungan tersebut, tercipta Sistem Informasi Rehabilitasi Pasca Stroke (SEMAR) berbasis website yang menjadi solusi digital praktis bagi keluarga dalam merawat pasien pasca stroke," ungkap Linda, Selasa (11/11/2025).
Baca Juga: Gegerkan Warga, Sulis Ditemukan Sudah Membusuk di Kamarnya
Menurut Linda, SEMAR berfungsi sebagai panduan digital komprehensif yang berisi edukasi terstruktur, mulai dari pemahaman dasar penyakit stroke hingga panduan rehabilitasi mandiri di rumah. Banyak keluarga selama ini merasa kebingungan setelah pasien pulang dari rumah sakit.
"Melalui SEMAR, mereka bisa tetap mendapatkan panduan dan edukasi kapan saja, sehingga proses rehabilitasi tetap berjalan berkesinambungan,"sambungnya.
Berbeda dari edukasi singkat yang biasanya diberikan di rumah sakit, kegiatan PKM ini menghadirkan enam materi utama yang dibutuhkan keluarga pasien pasca stroke. Materi tersebut meliputi pemahaman dasar tentang penyakit stroke dan peran keluarga sebagai caregiver, teknik mobilisasi dan ambulasi aman di rumah, pencegahan luka dekubitus, manajemen stres dan dukungan psikologis, kepatuhan minum obat, serta edukasi gizi untuk penerapan diet rendah garam dan gula.
"Materi ini disusun komprehensif agar keluarga mampu menangani pasien secara fisik dan emosional, sekaligus mengurangi risiko komplikasi," kata Linda.
Sementara, Dosen Farmasi Universitas Madani Yogyakarta yang turut terlibat, Nurul Aini, M.Farm., menambahkan aspek kepatuhan minum obat menjadi salah satu tantangan besar dalam perawatan pasca stroke. Banyak pasien pasca stroke yang abai terhadap regimen obatnya, padahal kepatuhan itu sangat penting untuk mencegah kekambuhan.
"Karena itu, peran keluarga sangat vital dalam memastikan jadwal dan dosis obat dipatuhi dengan benar," tuturnya.
Baca Juga: Miliki Hape Samsung 5G dengan Fitur AI Canggih, Hanya Rp300 Ribuan per Bulan
Kegiatan pelatihan ini juga melibatkan kader Posyandu Menur sebagai bagian penting dari komunitas lokal yang diharapkan menjadi agen perubahan dan pemelihara sistem SEMAR di tingkat masyarakat. Melalui pelatihan intensif ini, para kader dibekali keterampilan untuk memantau pasien pasca stroke dan membantu keluarga memanfaatkan aplikasi SEMAR dalam pemantauan harian.
"Kami berharap SEMAR dapat terintegrasi dalam layanan Posyandu, menjadikan Posyandu Menur sebagai contoh praktik baik pemanfaatan teknologi digital untuk rehabilitasi pasien pasca stroke berbasis komunitas," tambah Nurul.
Melalui kegiatan PKM ini, STIKES Notokusumo dan Universitas Madani menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan ilmu pengetahuan yang aplikatif dan berdampak nyata bagi masyarakat. Program inovatif ini diharapkan menjadi inspirasi bagi institusi pendidikan tinggi lainnya untuk mengembangkan solusi digital serupa di bidang kesehatan komunitas. Dengan kehadiran SEMAR, keluarga pasien pasca stroke diharapkan lebih siap, mandiri, dan percaya diri dalam memberikan perawatan terbaik bagi orang yang mereka cintai.
"Kami ingin menunjukkan bahwa kolaborasi lintas disiplin antara keperawatan dan farmasi dapat menghasilkan inovasi yang benar-benar bermanfaat. SEMAR bukan sekadar aplikasi, tapi jembatan antara ilmu dan kebutuhan nyata di lapangan," pungkas Linda Widyarani. (Fxh)