KRjogja.com - JAKARTA — Guru merupakan profesi yang menentukan masa depan bangsa. Namun saat ini, profesi tersebut kurang begitu digemari oleh generasi muda sehingga hal tersebut berpotensi menyebabkan Indonesia darurat kekurangan guru.
Data dari Kemendikbudristek menunjukkan bahwa tahun 2022-2023 Indonesia memiliki sebanyak 3,3 juta guru di sekolah negeri. Namun pada tahun 2024, Indonesia akan mengalami kekurangan 1,3 juta guru. Hal tersebut dikarenakan banyaknya guru yang pensiun.
Demikian diungkapkan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd dalam podcast Unlocking Potential Tanoto Foundation,dalam siaran pers yang diterima KRjogja.com, Minggu (3/9/2023).
Baca Juga: Menjaga Tradisi di Lereng Gunung Andong Lewat Andong Saparan Festival
Pemerintah telah menempuh sejumlah strategi agar Indonesia tidak darurat kekurangan guru.
“Memang, pada 2024 ada potensi Indonesia kekurangan 1,3 juta guru. Ini karena setiap tahun rata-rata jumlah yang pensiun mencapai 70.000 guru. Namun kami telah melakukan antisipasi sejak 2021 melalui rekrutmen ASN P3K guru,” jelas Nunuk.
Dalam podcast bersama Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati tersebut, Nunuk mengatakan bahwa pemerintah melalui Kemendikbudristek terus melakukan langkah akseleratif untuk bisa mengisi kekurangan guru. Pada tahun 2021 dan 2022 jumlah guru baru yang berhasil direkrut mencapai 544.000 orang.
Selanjutnya pada tahun ini jumlah profesi pengajar sekolah negeri yang direkrut ditargetkan bisa mencapai 600.000. Namun demikian, pemerintah daerah di seluruh Indonesia baru mengusulkan penambahan jumlah guru sebanyak total 300.000.
“Tahun 2024 memang masih ada kekurangan, namun jumlahnya tidak sampai 1,3 juta guru. Ini karena kami sudah melakukan mitigasi dari sekarang,” lanjut Nunuk.
Baca Juga: Disbud Kota Yogyakarta Gelar Sayembara Penulisan Puisi Nasional bertema Yogyakarta
Selain melalui rekrutmen reguler, Kemendikbudristek juga menggagas Ruang Talenta Guru. Dalam rencana ini, platform tersebut akan menjadi wadah bagi guru-guru honorer yang telah memenuhi kualifikasi dan kompetensi.
“Melihat di mana tren supply dan demand guru yang hampir selalu tidak seimbang, Mas Menteri (Nadiem Makarim) menyampaikan dalam suatu forum dengan Komisi X DPR terkait Ruang Talenta Guru atau yang pada saat itu disebut marketplace,” ujar Nunuk. Ruang Talenta Guru ini diharapkan bisa mengakomodir kebutuhan guru yang terjadi di luar masa rekrutmen atau kebutuhan-kebutuhan khusus.
Jika sewaktu-waktu ada sekolah yang membutuhkan tambahan personil guru, kepala sekolah tinggal langsung merekrut guru yang sudah terdaftar dalam platform Ruang Talenta Guru tersebut.
Kolaborasi untuk Mempercepat Pemenuhan Kebutuhan dengan Guru Berkualitas
“Tantangannya saat ini tidak hanya pemenuhan kebutuhan guru yang ada, namun juga mencari calon guru yang berkualitas,” tegas Nunuk. Saat ini penting dilakukan kolaborasi antara pemerintah dengan berbagai pihak, mulai dari antar kementerian, pemerintah pusat dengan daerah, hingga kerja sama pemerintah-swasta, termasuk dengan lembaga filantropi dalam rangka mempercepat upaya pemenuhan kebutuhan guru di Indonesia.