Pengembangan UMKM DIY Harus Dari Hulu Ke Hilir

Photo Author
- Selasa, 26 Maret 2024 | 21:32 WIB
 Jimmy Parjiman, Dian Ariani, Lincolin Arsyad, Budiharto Setyawan, D Wahyu Ariani, Amirullah Setya Hardi, Tim Apriyanto. (Foto: Fira Nurfiani)
Jimmy Parjiman, Dian Ariani, Lincolin Arsyad, Budiharto Setyawan, D Wahyu Ariani, Amirullah Setya Hardi, Tim Apriyanto. (Foto: Fira Nurfiani)


KRjogja.com - YOGYA - Pengembangan usaha mikro, kecil.dan menengah atau UMKM di DIY harus dilakukan dari hulu ke hilir yang dapat menciptakan nilai tambah sehingga dapat bersaing di pasar domestik maupun pasar global. Selain itu perlu diperkuat dengan digitalisasi, guna membantu bertahan di era normal baru sekaligus memudahkan UMKM menjangkau pasar ekspor.

Hal tersebut terangkum dalam Roadmap Pengembangan UMKM BI yang terbagi dalam 4 tahapan yaitu Peningkatan produksi dan produktivitas, Kelembagaan, Akses pasar dan Kemandirian yang pada akhirnya mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dengan tahapan pengembangan yang dilakukan, diharapkan UMKM dapat terus naik kelas mulai dari UMKM Potensial menuju UMKM Sukses, UMKM Digital dan UMKM Ekspor.

"Kendala UMKM dapat terintegrasi dalam pasar global meliputi ekspor ke buyer, pemasokan ke usaha lain, penjualan melalui e-Commerce dan ritel, pengendalian kualitas/mutu dan efisiensi biaya. Berikutnya pengiriman produk, biaya logistik yang masih tinggi pengiriman luar negeri, ketersediaan konektivitas logistik dan distribusi barang yang memadai dan lancar, serta tidak adanya platform transportasi yang menyediakan layanan instan," tutur Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Ibrahim dalam Ngobrol Ramadan (Ngobran) #03 bertema UMKM Gaspol: Go Digital & Go Export Uma di Hotel Novotel Suites, Senin (25/3/2024).

Ngobran #3 diselenggarakannya ISEI Cabang Yogyakarta di dukung BI DIY, Kadin DIY, Dinas KUKM DIY, Bank BPD DIY, YSS Production dan SKH Kedaulatan Rakyat. Hadir dalam diskusi tersebut Ibrahim dan Hermanto dari BI DIY, Lincolin Arsyad , Rudy Badrudin D. Wahyu Ariani, Bambang P Hadi, Amirullah Setyahardi dan Y. Sri Susilo dari ISEI Cabang Yogyakarta, Santoso Rohmad dan Dian Ariani dari Bank BPD DIY, Parjiman dari OJK DIY, Robby Kusumaharta dan Tim Apriyanto dari Kadin DIY, Budiharto Setyawan perwakilan pengusaha serta perwakilan UMKM mitra binaan BI DIY Windu Sinaga dan Riris Simanjuntak.

Ibrahim menyatakan sasaran akhir pengembangan UMKM dilakukan untuk mendukung kebijakan utama BI yaitu stabilitas makro dan moneter, stabilitas sistem keuangan, dan stabilitas sistem pembayaran dengan sasaran antara untuk mendorong UMKM yang berdaya saing untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Sedangkan framework kebijakan pengembangan UMKM difokuskan pada tiga pilar yaitu Korporatisasi, Kapasitas dan Pembiayaan yang dilakukan melalui sinergi kebijakan pusat dan daerah, pengembangan sektor prioritas, dan implementasi model bisnis terintegrasi.

"Prinsip inti dari pengembangan UMKM BI adalah kontribusi nyata terhadap perekonomian, kemitraan strategis dengan pemangku kepentingan, memperhatikan potensi dan sumber daya lokal, inklusif, dan tata kelola yang baik. Dalam upaya pengembangan UMKM, BI menitikberatkan pada tiga sektor utama, yaitu sektor pangan, sektor produk ekspor dan sektor pariwisata," jelasnya.

BI melakukan strategi akselerasi UMKM Go Global melalui pengembangan UMKM yang berorientasi ekspor dari hulu ke hilir dengan dua strategi besar yaitu Pull Strategi dan Push Strategi. Dari sisi digitalisasi sistem pembayaran, pengembangan UMKM juga dilakukan melalui pemanfaatan QRIS sebagai sarana pembayaran non tunai. Pada 2023, capaian merchant QRIS di DIY mencapai 711.972 merchant dimana 55% nya didominasi kategori usaha mikro. Pada periode yang sama jumlah pengguna mencapai 821.600 dan volume transaksi sebesar 64,56 juta.

Direktur Utama Bank BPD DIY Santoso Rohmad menyatakan sebagian program Bank BPD DIY untuk mendorong UMKM Gaspol: Go Digital dan Go Export. Untuk itu, Bank BPD DIY mendukung dan melaksanakan digitalisasi UMKM, misalnya berkolaborasi dengan Grab. Selain itu, Bank BPD DIY terus mendukung penggunaan transaksi non tunai UMKM yang diwujudkan dengan memberikan layanan QRIS kepada seluruh tenant sebagai alat penerimaan pembayaran. Melalui QRIS, transaksi menjadi lebih mudah, praktis, efisien dan aman.

"Bank BPD DIY terus berkomitmen memaksimalkan penyaluran kredit, terutama kredit produktif untuk sektor UMKM. Dengan adanya keberpihakan terhadap UMKM inilah, Bank BPD DIY berupaya membuktikan peran signifikan dalam mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goal’s (SDGs) di DIY," tuturnya.

Santoso menambahkan dalam rangka memberdayakan UMKM, PT Bank BPD DIY telah menyalurkan sejumlah dana Corporate Social Responsibility (CSR) kepada kelompok UMKM. Hal itu merupakan salah satu bentuk komitmen Bank BPD DIY dalam membantu pelaku UMKM di DIY agar menjadi bankable.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM (KUKM) DIY Srie Nurkyatsiwi mengaku pihaknya mempunyai sejumlah program atau kegiatan dalam mendorong UMKM Gaspol: Go Digital dan Go Export. Program tersebut antara lain pelatihan dan pendampingan pemasaran, digitalisasi, inkubasi bisnis, kualitas produk UMKM dan sebagainya. Selanjutnya meluncurkan SiBakul Jogja, platform digital serta fasilitasi pemasaran produk UKM.

"SiBakul Jogja sebagai platform marketplace menyadari biaya pengiriman dapat menjadi kendala bagi konsumen, maka diciptakan ide layanan gratis ongkir untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen. Dengan layanan ini, pengguna dapat menikmati pengiriman barang tanpa ada biaya tambahan," paparnya.

Siwi menyebut fasilitas gratis ongkir ini juga menjadi daya tarik promosi bagi konsumen, dimana secara umum pembeli cenderung lebih memilih berbelanja di tempat yang menawarkan layanan pengiriman gratis. Fasilitas gratis ongkir ini melibatkan kerjasama dengan pihak ketiga seperti Pos Indonesia Dalam dan Luar Negeri, JogjaKita, Grab, Gojek.serta Difabike. Fasilitas lain berupa Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Koperasi UKM, Teras Malioboro dan Pasar Kotagede di Bandara International Yogyakarta (BIY).

"Peserta Inkubasi Bisnis UKM mendapatkan berbagai fasilitas, termasuk akses pasar, pembiayaan, dan jejaring bisnis. Peserta diharapkan dapat menumbuhkembangkan social entrepreneurship dan zero waste product, menghasilkan produk-produk inovatif berbasis teknologi, mendorong berkembangnya usaha yang berkelanjutan, terbentuknya standarisasi produk ekspor dan menciptakan ekosistem bisnis para pelaku UMKM menuju linked ekosistem holistik," terangnya.

Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Kadin DIY Robby Kusumaharta menyampaikan Kadin DIY sejalan dengan Kadin Indonesia, berkomitmen membantu UMKM khususnya Usaha Ultra Mikro dan Mikro untuk maju dan berkembang untuk Gaspol Naik kelas. Berkaitan dengan hal tersebut program yang telah dilakukan Kadin DIY adalah pelatihan kemampuan ketrampilan vokasional bagi para pekerja di perusahaan UMKM.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X