Diskusi ESEI di The Alana Yogya, Ramadhan Jadi Berkah Pertumbuhan Ekonomi 

Photo Author
- Minggu, 9 Maret 2025 | 21:56 WIB
Eko Yunianto, Budiharto, Lincolin Arsyad, Edy Suandi Hamid, Gumilang AS, Suparmono. (Foto: Istimewa)
Eko Yunianto, Budiharto, Lincolin Arsyad, Edy Suandi Hamid, Gumilang AS, Suparmono. (Foto: Istimewa)

KRjogja.com - YOGYA - Bulan Ramadhan di Indonesia menjadi bulan penuh berkah. Tidak hanya sarat dengan aktifitas yang disyariahkan, namun juga tradisi atau pemahaman sosial. Hal ini menjadi potensi dalam pengembangan bisnis, UMKM, pariwisata hospitality di Yogyakarta.

"Orang yang berpuasa di Indonesia justru lebih konsumtif, terutama untuk makan minum yang memberi angin segar bagi usaha mikro dan kecil, menengah (UMKM)," ungkap Dirut PT Saraswanti Indoland Development Indoland, Tbk (The Alana Palagan Group), Bogat AR Sabtu (8/3/2025) sore di Ruang Drupadi Hotel Alana, Jalan Palagan Tentara Pelajar Km 7, Yogyakarta.

Selaku host dalam even "Ngobrol Ramadhan & Bukber, Ekonomi & Berkah Ramadhan" yang digelar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Yogyakarta. Bogat memberikan pancingan materi diskusi yang disambut hangat para narasumber dengan moderator Wapemred KR Ronny S Viko. "Perlunya menyediakan makanan yang lebih banyak, baik jumlah maupun variasinya, menjadi peluang dan berkah pelaku UMKM," tandas Boga.  

Baca Juga: Gelar Iftar Gathering, Hipmi PT UPNVY Bekali Mahasiswa Strategi Berbisnis

Diskusi berlangsung hangat dan segar dengan masukan yang inspiratif dari kompeten dari para pejabat kompeten, profesional, akademisi, pengusaha."Bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), bulan Ramadan jelas memberi berkah," tandas Kepala OJK DIY Eko Yunianto.

Tradisi masyarakat Indonesia saat bulan Ramadhan akan membutuhkan takjil dan makanan buat berbuka puasa, baik yang  akan dikonsumsi di rumah maupun di tempat penjual. "Termasuk tradisi masyarakat kita untuk menjalankan bukber (buka puasa bersama) baik dengan  relasi, komunitas maupun rekan kerja. Selama bulan Ramadhan, konsumsi masyarakat akan semakin meningkat," tandasnya 

Hal ini  berdampak pada pendapatan para pelaku UMKM  khususnya yang bergerak di bidang makanan dan minuman yang  mengalami peningkatan dibandingkan dengan hari biasa diluar bulan Ramadhan. "UMKM pakaian/fashion  dan oleh-oleh bahan makanan. Tradisi merayakan Idul Fitrii dengan pakaian baru dan menyiapkan berbagai menu makanan dan kue lebaran, baik untuk family yang  datang bersilaturahmi maupun rekan kerja/tetangga, tentu akan mendorong peningkatan belanja masyarakat kita," tutur Eko. Selain itu, bagi umat muslim momentum Ramadhan dimanfaatkan untuk saling berbagi dengan sesama karena mengharapkan pahala yg dilipatgandakan oleh Allah SWT.
 
Senada Rektor UWM dan Ketua MES DIY Edy Suandi Hamid menyebutkan pada bulan Ramadhan umat Islam yang sedikit berlebih, atau muzakki, banyak mengeluarkan sadaqah, infaq, dan kewajiban zakatnya. Perbuatan baik, di bulan Ramadhan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Karenanya banyak yang berlomba - lomba membantu kaum dhuafa, miskin dan mustadh'afin. 

"Jadi ada semacam 'subsidi' atau transfer payment dari orang berpunya pada yang tidak atau kurang mampu. Mereka yang kurang mampu ini, karena kebutuhan, membelanjakan sebagian besar atau semua dana yang diterimanya," jelasnya.

Baca Juga: Lari Berkebaya, Puluhan Perempuan Meriahkan International Women’s Day dan Road to Mbok Mlayu 2025 di Yogyatorium 

Mereka yang miskin pasti bukan membeli barang mewah atau produk impor, melainkan kebutuhan-kebutuhan pokok, pangan, yang umumnya merupakan produk usaha mikro dan kecil, sehingga positif bagi usaha mikro kecil. Begitu juga bantuan barang pada kaum fakir, juga barang-barang produk usaha mikro kecil.

"Dorongan konsumsi seperti ini juga berkontribusi pada bulan Ramadhan. Namun ini positif untuk menstimulus perekonomian sepanjang tidak terkonsentrasi pada satu-dua produk," tandas Edy Suandi Hamid.

“Bulan Ramadhan merupakan bulan yg dinanti-nanti oleh umat muslim, tua muda, pria wanita, apapun profesi nya termasuk para usaha UMKM,” jelas Budiharto Setyawan (Komisaris Hotel Novotel Suites, Yogyakarta). Menurut Budiharto, pada bulan Ramadhan ibadah dilipatgandakan pahala-Nya, bukan hanya ibadah wajib termasuk sunah dan mubah.

Dari sisi ekonomi tentunya hal ini sejalan dgn teori permintaan dan penawaran, dengan meningkatnya permintaan, UMKM berupaya memenuhi kebutuhannya walaupun disisi lain (secara musiman) terjadi kenaikan harga karena ada nya gap dan ekspektasi. “Di bulan Ramadhan tahun ini, hemat kami berkah bagi juga masih dinikmati UMKM, khususnya yang bergerak di bidang makmin (takjil), kreatif dan fashion”, tegas Budiharto.

Sedangkan  Guru Besar FEB UGM, Lincolin Arsyad menandaskan momentum Ramadhan bisa untuk memberikan koreksi pemerintahan. "Korupsi dilarang karena menghambat pertumbuhan atau pembangunan ekonomi. Sebab hasil korupsi hanya dinikmati  oleh sebagian masyarakat atau koruptor," tandasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X