Keputusan yang didasari hati nurani itu berbuah manis, karena penjualan produk melonjak drastis, membuktikan konsumen menghargai ketulusan dan empati perusahaan.
"Ternyata benar, sales-nya naik 5 kali lipat. Semester pertama dibanding semester kedua naik 5 kali lipat," imbuhnya.
Dari pengalaman tersebut, Irwan menyimpulkan kunci keberhasilan perusahaannya yakni memilih sosok yang dicintai (lovable), bukan sekadar terkenal.
Dia lebih memilih merangkul mereka yang terpinggirkan atau sedang berjuang.Filosofi "Akal Budi" atau Golden Rule menjadi landasan utama Irwan dalam memimpin.
Irwan percaya memperlakukan orang lain dengan baik menjadi kunci keberkahan dan kesuksesan jangka panjang. "Sejak tahun 2006-2007, saya kalau mencari bintang iklan bukan yang terkenal, tetapi yang dicintai," ujarnya.
Irwan juga membagikan strategi dalam membangun kepercayaan terhadap produk di bawah naungan.
Baca Juga: Girona 1–1 Real Madrid: Penalti Mbappé Selamatkan Los Blancos
Dia memegang teguh prinsip menghargai hubungan jangka panjang layaknya guru dan ayah, tidak hanya kepada investor, tetapi juga seluruh pemangku kepentingan seperti biro iklan, pemasok, dan distributor.
Peraih gelar Doktor Honoris Causa dari Unnes tersebut juga menilai pentingnya basis ilmiah agar produknya dapat diterima luas, termasuk dengan mengadopsi standar pabrik farmasi.
"Saya meniru pabrik farmasi. Bagaimana caranya? Oh, dia berbasis ilmiah. Saya harus berbasis ilmiah, saya harus bisa," tegasnya.
Baca Juga: Kata Irvan Mofu Cetak Tiga Gol Penting untuk PSS, Ingin Ada Saat Dibutuhkan
Selain itu, Irwan menegaskan perusahaan harus memastikan produk yang dibuat aman. "Kalau saya buat produk, keluarga saya boleh minum, cucu saya boleh minum," katanya tegas.
Irwan Hidayat menambahkan penghargaan ini menjadi bukti nyata konsistensi perusahaan dalam menjalankan praktik bisnis berkelanjutan yang menyentuh hati masyarakat.