Sikap sempurna di bawah bendera Merah Putih

Photo Author
- Jumat, 11 Oktober 2024 | 08:45 WIB
  Penyandang disabilitas menjadi petugas pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kantor Desa Taman Ayu, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tengga ((ANTARA/Sugiharto Purnama))
Penyandang disabilitas menjadi petugas pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kantor Desa Taman Ayu, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tengga ((ANTARA/Sugiharto Purnama))


Lombok Barat - Slamet Muhaimin perlahan duduk di atas kursi roda dan seketika tangannya gemetar. Ia gerakkan buku-buku jari tangannya hingga bergeretak untuk menghilangkan rasa grogi yang muncul dan menarik napas dalam-dalam.

Di sebuah lereng batu andesit di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, puluhan kursi plastik berwarna cokelat di halaman Kantor Desa Taman Ayu yang semula kosong mulai terisi oleh orang-orang dengan ekspresi canggung.

Arloji menunjukkan pukul 08.00 waktu setempat, tepat saat pembawa acara mengumumkan dimulainya upacara pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-79 Republik Indonesia.

Suasana seketika hening meski ada puluhan orang berkumpul di kantor desa. Sesekali suara sepeda motor yang melintas terdengar agak berisik.

Itu adalah waktu paling menegangkan bagi Slamet dan beberapa penyandang disabilitas lain yang menjadi petugas upacara bendera. Dedaunan pohon yang menghalangi sinar matahari pagi membentuk cahaya-cahaya kecil di atas tanah bagaikan lampu sorot.

"Saya bertanya di dalam hati yang grogi, akhirnya saya paksakan. Kita sama-sama manusia, maka saya buang rasa malu," kata Slamet.

Slamet Muhaimin (tengah) bersama tiga kader asuh menuju tiang bendera untuk mengibarkan Bendera Merah Putih dalam rangka memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kantor Desa Taman Ayu ((ANTARA/Sugiharto Purnama))

 

Pria berusia 23 tahun penyandang tuna daksa itu bertugas sebagai pembawa Bendera Merah Putih. Ia diapit oleh dua perempuan berkerudung merah dengan kaos lengan panjang bertuliskan kader asuh, lalu di belakang ada seorang pria yang mendorong kursi roda yang diduduki Slamet.

Ketika pembawa acara mengatakan kegiatan selanjutnya adalah pengibaran Bendera Merah Putih, seketika wajah Slamet menjadi pucat. Tatapannya lurus ke depan tanpa menghiraukan puluhan pasang mata yang menatap ke arahnya.

Tiga orang pendamping dari kader asuh memandunya hingga ke bawah tiang bendera yang berada di samping kiri kantor desa. Bendera Merah Putih yang Slamet pegang mulai diikatkan pada tali tambang plastik.

Bendera dibentangkan, lalu pemimpin upacara memerintahkan seluruh peserta upacara untuk memberikan sikap hormat kepada Bendera Merah Putih yang ditarik naik ke atas tiang sembari diiringi lagu Indonesia Raya.

Seberkas kekuatan muncul dari dalam diri Slamet untuk meyakini masa depan bahwa dinamika sosial harus dihadapi meski ada kekurangan secara fisik.


Arti merdeka

Di Desa Taman Ayu, itu adalah upacara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia pertama yang melibatkan kalangan disabilitas. Pemerintah desa berupaya agar rasa percaya diri para penyandang disabilitas bisa tumbuh dan mereka dapat menikmati aktivitas sosial di luar rumah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

BLTS menyentuh 28 juta penerima

Jumat, 12 Desember 2025 | 08:45 WIB

Internet Rakyat solusi akses jaringan murah

Jumat, 5 Desember 2025 | 11:29 WIB

Mencetak guru agama profesional dengan PPG

Jumat, 21 November 2025 | 08:15 WIB

Pupuk Subsidi Makin terjangkau

Jumat, 7 November 2025 | 08:30 WIB

Mewujudkan MBG aman dan menyehatkan

Jumat, 24 Oktober 2025 | 09:10 WIB

Menyiapkan Merauke sebagai lumbung pangan

Jumat, 10 Oktober 2025 | 15:41 WIB

Gerak cepat pemerataan MBG di Papua

Jumat, 26 September 2025 | 08:20 WIB
X