Hari selasa itu bisa berganti-ganti isi jenis sampahnya, setiap minggunya. Misalnya, Selasa minggu pertama: sampah botol plastik, kertas, dan karton, lalu minggu kedua: sampah alat dapur seperti panci dan teflon, minggu ketiga baju bekas dan kaleng minuman, minggu ke empat botol kaca, pecahan kaca, dan benda berbahaya seperti baterai.
Kemudian, hari kamis sampah dapur, Jumat sampah plastik (dengan bungkus plastik transparan). Semua jadwal harus dipatuhi dan sampah harus sudah dimasukkan dalam bak sebelum pukul 8 pagi. Bagaimana jika seseorang lupa jadwal, terlambat, dan salah memasukkan jenis ke bak sampah?
Resikonya sangat besar, bisa punya dia tak diambil atau sampah satu RT bisa jadi tidak diangkut berharihari sampai ada klarifikasi dan permintaan maaf dari penduduk setempat kepada pihak Balai Kota. Intinya, satu orang berbuat kesalahan dan tidak disiplin, akan menyusahkan masyarakat satu kompleks. Sampah khusus berukuran besar seperti barang elektronik, selimut, kasur, sofa, harus menelepon pihak Balaikota dan akan dikenakan bayaran yang sangat tinggi.
Setiap hari ratusan truk sampah canggih yang bergambar lucu dan para pekerja kebersihan akan berkeliling kota dan mengumpulkan ribuan ton sampah yang langsung akan diolah menjadi pupuk dan berbagai produk daur ulang yang bermanfaat bagi masyarakat. Namun, untuk pengelolaan sampah, kebersihan kota, pemeliharaan taman, dan kenyamanan fasilitas umum, semua itu tidak diberikan secara cuma-cuma. Setiap kepala keluarga di Musashino City Tokyo harus membayar pajak kota madya sekitar kurs 20-30 juta rupiah per tahunnya. Sungguh bisnis sampah kota sangat yang menggiurkan di Tokyo. (*Dr. Cahyaningrum Dewojati, Dosen FIB UGM dan Dosen Tamu di TUFS Tokyo)
