KEMENTERIAN Riset dan Teknologi (Kemenristek) menggelontorkan Rp 20 miliar untuk pembiayaan Tim Konsorsium virus Corona atau Covid-19.
"Untuk tahap pertama kami sudah realokasi 20 miliar seusai dengan permintaan dari tim (Konsorsium Covid-19)," kata Menristek Bambang Brodjonegoro melalui video konferensi, Kamis (26/3/2020).
Bambang menerangkan, anggaran tersebut dari realokasi anggaran kementeriannya sebagaimana yang diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Sesuai dengan instruksi presiden sudah kami realokasi dari belanja rutin. Khususnya belanja perjalanan dinas untuk mendanai kegiatan litbangjirap yang dilakukan oleh Konsorsium Covid-19 ini," jelasnya.
Konsorsium ini dikoordinir oleh Staf Ahli Bidang Insfratruktur Menristek, Ali Ghufron.
Pembentukan Konsorsium Covid-19 ini bertujuan mencari alat deteksi virus Corona, obat sekaligus vaksinnya.
"Seluruh tim peneliti Kemenristek/BRIN sedang bekerja keras untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan merespon secara sepat penyakit Covid-19. Di antaranya dengan menemukan alat deteksi atau diagnosis, suplemen, obat, dan vaksin untuk pasien Corona," jelas Bambang.
Menristek mengungkapkan ada tiga prioritas yang akan dilakukan dari tim konsorsium ini. Pertama adalah prioritas jangka pendek yang berfokus pada penelitian dan kajian sistematik terhadap berbagai aspek dari Covid-19.
Termasuk di dalamnya penelitian terkait tanaman herbal yang berpotensi untuk mencegah Covid-19.
"Seperti jahe merah, meniran, sambiloto, echinaceae, temu lawak, lada hitam, serai, kunyit, kayu manis, seledri, cengkeh, kulit manggis, daun kelor, kulit jeruk, dan jambu biji. Penelitianterhadap jambu biji sudah memiliki hasil yang potensial untuk dilanjutkan pada uji klinis," kata Bambang.
Prioritas jangka pendek juga kan mencakup pengembangan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, hand sanitizer, sterilization chamber (tenda sterilisasi coronavirus) serta pengkajian terhadap sediaan bahan alami sebagai peningkat imun tubuh untuk mencegah Corona.