Gunungkidul Sudah Aman Antraks

Photo Author
- Jumat, 6 Maret 2020 | 12:19 WIB

GUNUNGKIDUL, KRJOGJA.com - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul membebaskan pemilik hewan ternak di wilayah endemik antraks kembali menjualbelikan sapi maupun kambing piaraan lantaran sejak terakhir vaksin hingga 20 hari tidak ada kematian ternak dan tidak muncul kasus baru antraks Kamis (05/03/2020). Untuk mengantisipasi kasus antraks muncul kembali, DPP masih terus melakukan berbagai upaya dan saat ini sudah memberikan vaksin kepada 5.496 ekor hewan ternak di antaranya untuk 1.850 ekor sapi dan 4.094 ekor kambing, dan 2 ekor domba.

”Pemberian vaksin, antibiotik dan vitamin hewan ternak yang lokasinya berada di sekitar endemik antraks sudah kami lakukan,” kata Kepala DPP Gunungkidul Ir Bambang Wisnu Broto.

Berdasarkan data, mulai tanggal 26 Desember 2019 lalu, hingga saat ini total hewan ternak yang mati ada 205 ekor terdiri dari 140 ekor sapi, 64 ekor kambing dan 1 domba. Sebagian besar mati karena keracunan makanan, radang paru, hingga trauma.

Dari ratusan hewan ternak yang mati tersebut setelah dilakukan ujilab hanya terdapat 6 ekor yang positif antraks terdiri dari 3 ekor sapi dan 3 ekor kambing di Dusun Ngrejek Wetan dan Kulon Desa Gombang, Kecamatan Ponjong; dan Dusun Jenglot, Desa Pucanganom kecamatan Semanu. ”Data laboratorium hingga kini tidak ada penambahan kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul,” ujarnya.

Selain di Kecamatan Ponjong dan Semanu pihaknya juga memberikan antibiotik dan vitamin sebanyak 12.715 ekor hewan ternak meliputi 3.703 ekor sapi, 8.972 ekor kambing, dan 40 ekor domba dan yang diberikan vaksin, antibiotik dan vitamin tersebut adalah hewan ternak yang lokasinya berada di sekitar endemik. Setelah dilakukan vaksinasi hingga kini sudah tidak ada lagi hewan yang mati ataupun positif antraks. Sehingga hewan ternak yang berasal dari lokasi endemik antraks sudah boleh keluar.

Namun demikian, pengawasan tetap dilakukan seperti lalu lintas ternak di pos penjagaan kecamatan Ngawen, dan Bedoyo, Kecamatan Ngawen. Pekerjaan rumah yang masih dilakukan pemerintah. ”Kita akan kampanyekan kepada masyarakat untuk mengembalikan kepercayaan mengkonsumsi daging lokal,” ucapnya.

Diakuinya dampak terjadinya isu antraks terjadi penurunan penjualan hewan ternak di Pasar Hewan Sionoharjo, Playen maupun Pasar Munggi Semanu. Sebelum kasus antraks muncul ada sekitar 10 ribu ekor kambing yang dijualbelikan dalam sehari, namun pasca antraks hanya sekitar 2.500 ekor. Juga penjualan daging di pasar Argosari masih lesu.

”Kami berupaya memulihkan kepercayaan masyarakat untuk mengkonsumsi daging. Daging di Gunungkidul aman dikonsumsi,” terangnya. (Bmp)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB

Ditutup Danrem, TMMD Satukan TNI dan Rakyat

Jumat, 7 November 2025 | 19:36 WIB
X