GUNUNGKIDUL, KRJOGJA.com - Banyak Perpustakaan Desa (Perpusdes) di sejumlah desa di Gunungkidul kekurangan tenaga pengelola. Dari 148 Perpusdes yang ada, baru terdapat 29 Perpusdes yang memiliki pengelola. Padahal untuk memperoleh tenaga pengelola perpusdes, seorang petugas pengelola Perpusdes bisa berasal dari lulusan SMA atau warga lainnya.
“Karena honor hingga saat ini belum layak banyak orang tidak mau menjadi tenaga perpusdes, sehingga sementara ini dikelola perangkat desa masing-masing,†kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Gunungkidul, Drs Ali Ridlo.
Diakuinya bahwa tenaga pengelola perpusdes berbeda dengan pustakawan. Seorang pustakawan harus belajar bidang studi soal perpustakaan di perguruan tinggi, sedangkan pengelola Perpusdes bisa berasal dari lulusan SMA.
Untuk pengembangan Perpusdes, Dispusip terus memberikan bimbingan teknis (bimtek) kepada para pengelola sekaligus menggelar lomba perpustakaan antardesa di Gunungkidul. Diakuinya bahwa minat baca masyarakat Gunungkidul masih rendah.
Data setiap tahun Perpudes baru dikunjungi sekitar 65.700 orang. Sedangkan untuk bisa mencapai minat baca yang baik harus mencapai 10% dari jumlah penduduk.
“Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul sekitar 722.479 orang. Jadi, minat baca dikatakan baik jika minimal jumlah warga yang berkunjung ke perpustakaan mencapai 72.249 orang,†terangnya. (Bmp)