GUNUNGKIDUL (KRjogja.com) - Sistem pelayanan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani Wonosari mampu mengatasi kesulitan air ribuan jiwa di wilayah kekeringan. Di Kecamatan Rongkop, yang mempunyai 8 desa, sudah 6 desa yang terlayani dengan sistem PDAM ini.
Di Kecamatan Paliyan, sebagian besar terlayani Perusahaan Daerah, sisanya dengan Spamdes. Yang tidak terlayani dari PDAM dan Spamdes baru dilakukan dropping air. Kecamatan Panggang juga terlayani PDAM. “Warga yang tinggal di pinggiran yang tidak terjangkau PDAM dilayani dropping,†kata Camat Panggang AG Gunawan S.Sos, MM, Selasa (06/09/2016).
Di Kecamatan Rongkop, kata Camat R Asis Budiarto S.Sos, warga yang jauh dari layanan PDAM, sudah mulai dibantu air. Bulan September ini sudah mulai mengirim bantuan air ke beberapa dusun yang membutuhkan. Jika tidak segera disuplai air, warga tidak mampu terpaksa membeli air ke pedagang swasta yang di Rongkop harga tiap tangki antara Rp 110 ribu sampai dengan Rp 130 ribu. Harga tersebut bergantung jarak dan tingkat kesulitan medannya. “Pedagang air swasta sekarang sudah mulai kelilling,†tambahnya.
Camat Paliyan Drs Marwatahadi Msi mengatakan pemerintah kecamatan selalu melakukan verifikasi calon penerima bantuan air. Jika ada usulan, dicek ke lapangan. Jangan sampai bantuan tersebut jatuh kepada masyarakat mampu atau daerah yang persediaan airnya cukup. Seperti dusun atau desa yang terlewati sistem PDAM dan Spamdes, tidak boleh menerima bantuan. Hal berbeda di Kecamatan Purwosari, menurut Camat Drs Sukis Heriyanto Msi, wilayahnya belum tersentuh sistem layanan PDAM Wonosari. Kendati demikian berkat hujan yang kadang masih turun, dropping air baru akan di mulai Kamis (8/9) besok. Bahkan dari 5 desa hanya 2 desa yang perlu bantuan lain. Tiga desa yang lain, stok airnya masih cukup.
“Bak-bak penampungan air masih terisi air hujan yang beberapa kali turun,†jelasnya. (Ewi/Ded)