Krjogja.com - Wonosari - Anggota MPR RI Drs H Idham Samawi menekankan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat bangsa kita tidak hanya mempunyai ketahanan pangan tetapi harus berkedaulatan pangan. Bangsa yang mempunyai areal lahan pangan luas, dengan kekayaan alam yang mendukungnya, negara tidak boleh lagi mengimport beras, tetapi harus secara maksimal memanfaatkan lahan yang ada untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat.
Hal tersebut dapat dimulai setiap kabupaten/kota harus berkedaulatan pangan.Di daerah-daerah selain harus meningkatkan produksi pangan juga menjaga harga pangan. Pemerintah membeli produksi pangan ketika para petani sedang panen, agar harga tidak dipermainkan oleh para tengkulak.
Baca Juga: Menemukan Potensi Tersembunyi Lewat Pesiar #4 Rasulullah Idolaku
Demikian dikatakan Anggota DPR RI/MPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Drs H Idham Samawi dalam sosialiasi empat pilar kepada 144 Ulu-ulu se Gunungkidul dengan tema, Ideologi Revolusi Pertanian Indonesia di RM Mbok Seneng. Wonosari, Sabtu (27/1).
Dalam laporannya Ketua Gerbang Desa Gunungkidul Sriyanto dalam acara ini selain sosialisasi dari Anggota DPR RI daerah pemilihan DIY Drs H Idham Samawi juga disampaikan materi penegakan hukum oleh Ketua Aliansi Bela Garuda Totok Is Purwanto SH dan Kode Etik Jurnalistik oleh Endar Widodo (Ewi KR).
Baca Juga: Bawaslu Gandeng Budayawan dan Seniman Awasi Pemilu
Lebih lanjut Drs H Idham Samawi memaparkan, lahan dari Sabang sampai Merauke, dari Nias sampai Rote merupakan bentangan lahan pertanian yang sangat luas dan subur, didukung dengan dibangunnya bendungan, waduk-waduk air dan irigasi dipastikan akan mampu melipatgandakan hasil pertanian. Sehingga tidak perlu lagi import bahan pangan, kalau perlu harusnya ekspor bahan pangan. Sementara itu dalam mensosialisakan Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhenika Tunggal Ika
Meminta para Ulu-ulu tidak henti-hentinya mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila dan implementasinya kepada masyarakat dalam rangka menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ulu-ulu sebagai pejabat yang setiap hari dekat dengan masyarakat, mesti menjadi ujung tombak dalam menjaga dasar Negara Pancasila, sebagai alat pemersatu bangsa, membangun akhlak mulai dan menjaga Bhinneka Tunggal Ika.
Nilai-nilai Pancasila mesti ditanamkan sejak anak-anak usia dini. Pomong kalurahan dan jajarannnya harus menjadi garda terdepan banteng Pancasila dan menjaga kerukunan bangsa. Lebih lanjutnya dijelaskan, penanaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila wajib terus menerus dilakukan agar mampu menghadapi tantangan yang semakin besar. Sejak anak usia dini harus ditanamkan Pancasila, nilai-nilainya serta pengalamalannya dan diperluas pada lingkungan yang semakin besar.
Dibagian lain sosialisasinya, Drs Idham Samawi memaparkan sejarah lahirnya Pancasila dan penjajahan Belanda yang dimulai dengan menguasai komoditas rempah-rempah. Sejak dulu kala sudah menjadi incaran dari banyak negara. Selain Indonesia menguasai 25 persen kebutuhan nikel dunia, sekarang ini banyak ditemukan tambang emas diberbagai pulau di Indonesia sangat menggiurkan banyak Negara dan ingin mendapatkan bahan-bahan tambang tersebut.
Baca Juga: Shin Tae-yong Tutup Peluang Mainkan Ramadhan Sananta
Sehubungan dengan itu, untuk menjaga kekayaaan alam yang melimpah, senjata yang paling ampuh adalah dasar negara Pancasila . Pancasila harus menjadi nafas setiap pemimpin dan seluruh rakyat Indonesia. Para pamong sebagai pemimpin yang setiap waktu bertemu dengan masyarakat mempunyai peran strategis atas penerapan nilai-nilai Pancasila. (Ewi)