KRjogja.com, Gunungkidul - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dengan mengadakan pelatihan pengolahan limbah ternak dan rumah tangga di PKK Timunsari, Gunungkidul. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menuju Yogyakarta bebas sampah organik.
Pelatihan yang diselenggarakan oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) UGM ini dimulai pada 12 Mei 2024 hingga 6 Juli 2024. Tim PKM-PM UGM terdiri dari Nisrina Khansa Nur Asia, Anisa Putri Utami, dan Aulia Yogi Azzahra dari Fakultas Pertanian UGM, serta Yeka Nurfy Mumtahany dan A. Bahtiar Arif Saputro dari Sekolah Vokasi, dengan pendampingan dari Dr. Ir. Miftahush Shirothul Haq, S.Pt., IPP.
Fokus utama pelatihan ini adalah memberikan penyuluhan dan praktek langsung kepada anggota PKK Timunsari tentang cara mengolah limbah ternak dan rumah tangga menjadi pupuk organik. Dengan menerapkan teknologi sederhana yang mudah dipahami dan diterapkan, pelatihan ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan praktik pengolahan limbah oleh masyarakat setempat.
“Masalah sampah organik di DIY semakin mendesak untuk diatasi. Melalui pelatihan ini, kami berharap masyarakat dapat mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti pupuk organik yang bisa digunakan untuk pertanian,” ujar Nisrina Khansa Nur Asia, salah satu anggota tim PKM-PM UGM.
Selama pelatihan, para peserta tidak hanya mendapatkan teori tentang pembuatan pupuk organik tetapi juga diajak untuk melakukan praktek langsung. Kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi dan membekali anggota PKK Timunsari dengan keterampilan yang berguna dalam mengelola limbah rumah tangga dan ternak mereka.
Upaya ini merupakan bagian dari komitmen UGM dalam mendukung gerakan Jogja bebas sampah, sejalan dengan visi DIY yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pelatihan ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mengelola limbah organik secara mandiri dan berkelanjutan.
Dengan berakhirnya pelatihan ini pada awal Juli mendatang, Tim PKM-PM UGM optimis bahwa inisiatif ini akan membawa perubahan positif dalam pengelolaan limbah organik di Gunungkidul dan sekitarnya. Harapannya, praktik baik ini dapat diadopsi lebih luas, membantu mengurangi beban sampah dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup masyarakat Yogyakarta.