Kekeringan Meluas ke Gunungkidul Utara

Photo Author
- Sabtu, 19 Oktober 2024 | 21:35 WIB
 Kegiatan bimtek pengolahan pakan ternak alternatif di Gunungkidul. ( Endar Widodo)
Kegiatan bimtek pengolahan pakan ternak alternatif di Gunungkidul. ( Endar Widodo)


Krjogja.com - Wonosari - Kekeringan di Gunungkidul tidak hanya menimbulkan puluhan ribu orang kesulitan air minum, tetapi juga membuat peternak kesulitan menjadi hijauan makanan ternak (HMT). Bahkan khusus sebagian wilayah zona selatan sudah terjadi ternak makan ternak, artinya, banyak peternak menjual kambing untuk membeli hijauan makanan ternak (HMT) guna memberikan makan sapi.

Bahkan menjual ayam untuk membeli makan kambing. Selain itu dampak kekeringan penjualan ternak meningkat sekitar 5 persen. “ Ada peternak menjual dulu ternaknya agar tidak terbebani mencari HMT, kemduian setelah banyak pakan dibelikan lagi,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dipeterkeswan) Kabupaten Gunungkidul Wibawanti Wulandari SP, Sabtu (19/10).

Sebenarnya kesulitan pakan terjadi terjadi setiap musim kemarau. Sehingga peternak sudah biasa menghadapi masalah setiap tahun dan bisa mencari jalan keluarnya. Namun Dinas Peternakan sekarang mulai mengintensifkan bimbingan teknis (bimtek) gerakan pengolahan pakan ternak alternatif dan bimbingan teknis penanaman hijauan pakan ternak yang tahan terhadap kekeringan. Agar setiap kemarau sudah mempunyai stok pakan ternak alternative dan petani menanam HMT yang tahap kekurangan air.

Baca Juga: Prediksi Skor, Head-to-Head, dan Line Up Newcastle United vs Brighton & Hove Albion dan Southampton vs Leicester City

Selain itu Kadispeterkeswan Wibawanti Wulandari mengingatkan, peternak untuk mewaspadai penyakit ternak, infeksi mata dan sindrom sapi ambruk (SSA) akibat malnutrisi. Sebagaimna diketahui setiap musim kemarau kebutuhan hijauan makanan ternak (HMT) datang dari wilayah Klaten, Sleman , Bantul dan sekitarnya. Tidak kurang 50 truk setiap hari masuk Gunungkidul dan harganya yang terus naik. “Padahal untuk 1 ekor sapi sehari paling tidak butuh HMT seharga Rp 30 ribu,” ujar seorang peternak yang membeli pakan di selatan pasar Argosari. (Ewi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB

Ditutup Danrem, TMMD Satukan TNI dan Rakyat

Jumat, 7 November 2025 | 19:36 WIB
X