Krjogja.com, WONOSARI - PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam pemanfaatan refuse-derived fuel (RDF) sampah. Penandatanganan MoU dilakukan Bupati Gunungkidul, Sunaryanta dan Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani di Jakarta, Senin (3/2).
Dengan kerjasama ini RDF yang dihasilkan tempat pemrosesan akhir sampah (TPAS) Wukisari (diperkirakan 30 ton per hari) akan dikirim ke pabrik semen SBI di Cilacap untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batubara.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta menilai kerja sama dengan SBI merupakan salah satu langkah penting dalam upaya mengatasi persoalan sampah di daerahnya.
"Selama ini, Pemkab Gunungkidul telah menjalankan berbagai program pengelolaan sampah yang semakin dinamis dalam varian dan jumlah. Pelibatan masyarakat serta kolaborasi dengan SBI kian memperkuat upaya kami dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi lingkungan serta masyarakat," ujar Sunaryanta.
Kabupaten Gunungkidul memproduksi sekitar 0,49 kilogram sampah per orang per hari atau lebih rendah dari rata-rata nasional yaitu 0,68 kilogram sampah per orang per hari. Pemkab Gunungkidul juga telah memiliki regulasi tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.
Baca Juga: Nirmala Dewi Kembali Jabat Sekjen DPP Perbasi 2024-2028, Siap Bawa Basket Indonesia Lebih Mendunia
Regulasi tersebut bertujuan mengubah paradigma pengelolaan sampah dari material yang tidak bermanfaat menjadi material yang memiliki nilai manfaat lebih untuk mendukung peningkatan ekonomi di masyarakat.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT SBI, Ony Suprihartono, menjelaskan, SBI menjadi pelopor penerapan teknologi RDF di Indonesia. Hingga saat ini SBI, melalui divisi pengelolaan limbah ramah lingkungannya yang bernama Nathabumi telah menjalin kerja sama dengan sekitar 15 pemerintah daerah di berbagai wilayah di Indonesia.
Kolaborasi antara SBI dan pemerintah daerah merupakan langkah nyata untuk mengatasi permasalahan sampah daerah.
"Tak hanya melalui pembangunan fisik, kami ingin menjadi bagian dari solusi menciptakan kondisi hidup yang lebih baik melalui optimalisasi fasilitas dan teknologi, seperti yang kami lakukan dalam hal pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif dalam proses produksi semen," ujar Ony Suprihartono. (Fie)