KRjogja.com – Wonosari – Jelang Festival Cokelat yang akan digelar di Embung Nglanggeran, Kapanewon Patuk, 20 Juli mendatang, semangat petani kakao di Gunungkidul makin membara. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan DIY resmi menggelar lomba cita rasa kakao, lomba makanan olahan cokelat, dan lomba kebun kakao, Jumat (20/6), sebagai pemanasan menuju puncak acara.
Lomba cita rasa kakao diikuti oleh empat kabupaten yaitu Kulonprogo, Sleman, Bantul, dan Gunungkidul. Sedangkan khusus lomba kebun hanya diperuntukkan bagi 14 kelompok tani kakao terbaik di Gunungkidul.
“Lomba ini sekaligus jadi pemicu (trigger) agar para petani semangat mengelola tanaman kakaonya. Apalagi sekarang harga kakao dunia sedang bagus. Yang kualitasnya top bisa tembus lebih dari Rp 100 ribu per kilogram,” ujar Muhammad Suryana, Ketua Tim Penilai dari Dinas Pertanian dan Pangan DIY, saat membuka kegiatan di Sekretariat Kelompok Tani Sumarah, Ngawis II, Kalurahan Ngawis, Karangmojo.
Dari Kebun ke Panggung Festival
Penilaian lomba dimulai dengan kunjungan ke kebun kakao milik petani lokal seperti Samidi, Iwan, Yanto, dan Sunu. Setelah itu, tim penilai berdialog langsung dengan para petani dari Kelompok Tani Sumarah.
Ketua Kelompok Sumarah, Giman Raharjo, SPd, menyampaikan bahwa kelompoknya memiliki sekitar 2.700 batang pohon kakao dengan produksi tahunan rata-rata mencapai 800 kuintal. Angka yang cukup menjanjikan untuk komoditas yang kini kembali naik daun.
Yang menarik, ini adalah lomba kebun kakao pertama yang digelar di DIY. Tak main-main, total hadiah uang pembinaan yang diperebutkan mencapai Rp 16 juta, dengan rincian: Juara I Rp 7 juta, Juara II Rp 5 juta, dan Juara III Rp 4 juta.
Kegiatan ini tidak hanya sekadar lomba, tapi juga jadi bagian penting dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal berbasis pertanian unggulan. Festival Cokelat sendiri rencananya akan menampilkan aneka produk olahan kakao dari berbagai kelompok tani dan UMKM.