WONOSARI (KR) - Menurut data Laporan Seksi Gizi Dinas Kesehatan DIY tahun 2019, jumlah balita stunting di Kabupaten Gunungkidul masih menduduki peringkat pertama di antara kabupaten lain, dengan persentase sebesar 17,94%.
Berangkat dari kenyataan tersebut, Auliana Hayu Kusumastuti sebagai tim Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM) Kapanewon Patuk Gunungkidul, baru-baru ini mengadakan lomba foto pencegahan stunting dan webinar awam kesehatan bertajuk “Cegah Stunting Itu Penting†untuk masyarakat umum, terutama warga Desa Nglanggeran dan Ngoro-oro, Kapanewon Patuk.
Kepada KRJogja.com, Minggu (25/4) Aulina menjelaskan, webinar awam kesehatan digelar melalui aplikasi zoom meeting dan disiarkan secara langsung melalui kanal youtube KKN-PPM UGM Patuk. Webinar awam ini menghadirkan dua pembicara ahli, yakni Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), M.P.H., Ph.D dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) yang menyampaikan materi mengenai “Stunting, Pencegahan Stunting, dan Kurva Referensi Pertumbuhan Nasional†dan Andi Giyatno, S.Tr.Gz sebagai Koordinator Bidang Gizi dari Puskesmas Patuk II yang menyampaikan topik “Upaya Penanggulangan Masalah Gizi di UPT Puskesmas Patuk II Gunungkidulâ€.
“Tantangan stunting ini banyak, karena merupakan masalah gizi kronis yang tidak akan mampu ditangani hanya oleh medis saja. Hambatannya itu kelihatannya sekarang masih jalan sendiri-sendiri dalam menjalankan program. Perlu kerjasama, penyatuan, dan konvergensi dari semua sektor terkait agar semua bisa fokus mengatasi stunting secara bersama-sama dengan satu goal, satu tujuan yang sama,†ungkap Andi Giyatno.
Sedang lomba foto pencegahan stunting berhasil menggaet 25 peserta dari warga Kapanewon Patuk dan 3 peserta dari masyarakat umum dalam tujuh hari dengan bantuan Ibu kader PKK Dusun Nglanggeran Kulon, Dusun Gunung Butak, Dusun Gunung Asem, dan Dusun Tawang. Kalangan usia muda hingga dewasa turut serta dalam ajang lomba foto ini. Meskiseluruh kegiatan dilakukan secara daring, antusiasme peserta tetap tinggi.
“Saya sangat terkesan dengan ide adik-adik KKN untuk menyelenggarakan webinar dan mengadakan lomba foto mengenai pencegahan stunting. Acara ini akan sangat membantu masyarakat memahami pengertian stunting sehingga dapat ikut serta membantu mensukseskan program-program pencegahannya,†ungkap Prof.dr.Madarina Julia, Sp.A(K), M.P.H., Ph.D usai acara webinar.
Ditambahkan, masyarakat harus paham bahwa stunting tidak sama dengan pendek. Anak yang stunting memang pendek, tetapi anak yang pendek belum tentu stunting. Saya juga sangat terkesan dengan kinerja puskesmas setempat. “Tampak sekali bahwa ahli gizi di puskesmas telah paham arti kata stunting sehingga dapat memilih metode-metode pencegahan dan penanggulangan yang tepat†jelas Prof Madarina.
Andi Giyatno juga mengapresiasi webinar dan lomba foto pencegahan stunting ini bagus, bermanfaat, dan perlu untuk diteruskan. “Bagus. Perlu diestafetkan ke adik-adik tingkat agar bisa mengadakan kegiatan serupa di lain hari. Sangat bermanfaat bagi masyarakat pastinya. Baru kali ini seorang profesor bersedia menyampaikan materi menjadi narasumber untuk masyarakat kami disini dan meluangkan waktunya. Ini sesuatu banget bagi kami,†ungkapnya.
Auliana Hayu Kusumastuti berharap bentuk promosi kesehatan ini dapat membantu pihak puskesmas, kader PKK, dan pihak lainnya untuk dapat menuntaskan masalah stunting secara bersama-sama. Lomba foto dan webinar awam kesehatan ini menjadi salah satu upaya bentuk sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal stunting dan usaha pencegahannya yang dapat dilakukan sedini mungkin.
Harapannya, semoga kegiatan ini dapat membangun kesadaran seluruh lapisan masyarakat terhadap masalah stunting sehingga secara bersama-sama bersatu menuntaskan stunting dan mewujudkan generasi penerus bangsa yang lebih baik, tidak hanya di Gunungkidul, tetapi juga di wilayah Indonesia lainnya. (Fie)