WONOSARI, KRJOGJA.com - Kawasan Hutan Wanagama kini dikembangkan menjadi hutam bambu. Bahkan mendapatkan dukungan 'corporate social reaponsibility' (CSR) dari PT Taspen diberikan senilai Rp 290.500.000.
"Penanaman bambu ini selain di Hutan Wanagama, akan dikembangkan di masyarakat. Sehingga bahan yang semakin banyak, dimaksudkan untuk menumbuhkan indutri kerajinan dari bambu," kata Rektor UGM Prof Panut Mulyono usai melakukan penanaman bambu jenis petung di Kawasan Hutan Tujuan Khusus Wanagama, Playen, Rabu (4/3).
Kegiatan dihadiri Wakil Bupati Dr Drs H Immawan Wahyudi MH, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Muh Ali Imron, PT Taspen, Kwarda DIY, Kepala Dinas terkait, muspika dan undangan. Diungkapkan, pembangunan hutan bambu nanti juga dapat menjadi wisata minat khusus maupun edukasi. Sehingga ikut membangun perkembangan pariwisata dan menumbuhkan ekonomi. Melalui pengembangan industri kerajinan yang melibatkan masyarakat, akan mendorong ekonomi," ucapnya.
Direktur Wanagama Dwiko Budi Permadi PhD menambahkan, untuk gerakan penanaman bibit bambu ini nantinya sebanyak 2.300 buah jenis petung. Selama 5 hingga 10 tahun ke depan diharapkan akan tumbuh industri pengolahan bambu di pedesaan. "Demplot bambu Wanagama memiliki luas 2 hektar dan rencananya dikembangkan menjadi 10 hektar. Akan dikelola secara intensif menjadi ekosistem bambu yang memiliki banyak manfaat," jelasnya.
Wabup Gunungkidul Dr H Immawan Wahyudi menuturkan pengembangan kerajinan bambu sangat dimungkinkan. Karena di masyarakat sudah berkembang indutri kerajinan berbahan bambu. Sehingga dengan adanya pengembangan hutan bambu, akan mampu menyuplai kebutuhan bahan dasar kerajinan di masyarakat. Tentu selain meningkatkan ekonomi juga dapat menjadi kawasan wisata edukasi. (Ded/Bmp)