gunungkidul

Cegah Antraks Meluas, Pengawasan Angkutan Ternak Diperketat

Selasa, 21 Januari 2020 | 12:30 WIB

GUNUNGKIDUL, KRJOGJA.com - Pemkab Gunungkidul serius dalam melakukan penanggulangan penyakit antraks pada hewan ternak  setelah ditetapkannya Kejadian Luar Biasa (KLB), Senin (20/1/2020), Selama dua hari berhasil menggagalkan pengiriman ternak keluar daerah endimik di Kecamatan Ponjong dan Semanu. Dalam dua hari melakukan pengawasan hewan ternak berhasil digagalkan belasan truk pengangkut sapi  keluar  kawasan endimi.

”Langkah ini kita lakukan agar penyebaran penyakit antraks bisa dicegah,” kata Kepala Bidang Peternakan DPP Gunungkidul, drh Suseno Budi, Senin (20/1)

Pengawasan dengan cara razia dilakukan khususnya wilayah endimi di  dua tempat yakni di Desa Gombang, Kecamatan Ponjong dan Desa Pucanganom, Kecamatan Rongkop dilarang untuk dijual atau bahkan dibawa keluar daerah. Diketahui dalam dua hari terakhir ini, petugas telah melakukan razia untuk mencegah ternak dari dua wilayah tersebut. 

Sementara Informasi yang berhasil dihimpun di lokasi  razia dilakukan oleh tim  gabungan  melibatkan  Dinas Pertanian dan Pangan (DPP), Dishub, Pol PP Gunungkidul, TNI/Polri. Petugas sendiri disebar di sejumlah titik untuk menghentikan kendaraan pengangkut ternak dan menanyakan dari mana asal  usul hewan ternak  yang akan dijual ke luar daerah.”Hewan  ternak jenis sapi  dan kambing  yang berasal dari kawasan endemik,diminta untuk dibawa pulang kembali,” kata Suyanto (50) salah satu pedagang sapi warga Kecamatan Semanu.

Untuk  lokasi razia  dipilih d ruas jalan menuju pasar-pasar hewan dan  pada pasaran  Kliwon, di pasar hewan Munggi, Kecamatan Semanu sedangkan pasaran Wage  di ruas jalan menuju pasar hewan Sionoharjo, Playen.Kepala Bidang Peternakan DPP Gunungkidul, drh Suseno Budi menambahkan, pada hari pertama Minggu (19/1/2020), pihaknya menghentikan dan menyarankan  12 truk memuat puluhan sapi juga  dan mobil  bak terbuka pengangkut ternak untuk berbalik arah. Tindakan pencegahan hewan ternak keluar ini untuk mencegah bakteri antraks untuk keluar dari dua wilayah yang disinyalir menjadi endemik antraks. 

“Pada hari pertama  ada 12 truk pengangkut hewan ternak yang kami cegah dan  hari kedua menurun menjadi  3 mobil pengangkut,” ucapnya.

Sementara  ternak dari dua wilayah yakni  Desa Gombang dan Desa  Pucanganom menjadi sasaran tim untuk dilakukan pengawasan ketat. Bahkan untuk Spot-spot daerah positif antraks  juga sudah diformalin dan  warganya sudah diberikan terapi  antibiotik. Bulan pertama pencegahan agar hewan ternak tidak ke luar nantinya  akan terus  dievaluasi. Terlebih saat ini diketahui sebanyak 27 Warga  Dusun Ngrejek Wetan dan Kulon, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, dinyatakan positif antraks. Puluhan orang itu terpapar  antraks dari hewan yang postif terserang  antraks. Mereka kini dalam taraf pengobatan, dan sudah semakin membaik.

Perkembangan kasus kematian mendadak pada  ternak terutama jenis sapi dan kambing  masih terus terjadi dan laporan terakhir  seekor sapi milik Arjo Wastono warga Dusun  Plebengan Kidul,  Candirejo, Kecamatan Semanu juga mati mendadak. Meskipun demikian hingga saat ini belum diketahui apakah penyebab kematian sapi itu karea terserang antraks atau sebab lain. Untuk mengetahui penyebab kematian secara pasti DPP Gunungkidul mengirimkan uji lab dengan mengirimkan samplel ke Balai Besar Veteriner (BBVet)  Wates, Kulonprogo dan Bogor Jawa Barat.(Bmp/Ded)

Tags

Terkini

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB

Ditutup Danrem, TMMD Satukan TNI dan Rakyat

Jumat, 7 November 2025 | 19:36 WIB