GUNUNGKIDUL, KRJOGJA.com - Kasus bunuh diri (suicide) di Kabupaten Gunungkidul, dalam dua bulan terakhir tahun ini cukup memprihatinkan. Kepolisian mencatat, selama 2 bulan jumlah orang bunuh diri mencapai 9 kasus. Banyaknya warga mengakhiri hidup dengan cara gantung diri ini tidak pernah terjadi pada awal tahun sebelumnya.
Banyak cara dilakukan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk menekan terjadinya bunuh diri, di antaranya membentuk Satuan Tugas Berani Hidup dan upaya lain yang diharapkan mampu menekan angka bunuh diri. “Jumlah kasus bunuh diri dalam dua bulan terakhir mencapai 9 kasus dan kita upayakan agar kasus ini bisa dicegah,†kata Kapolres Gunungkidul Ahmad Faudy SH SIK, Senin (26/02/2018).
Ditambahkan Kasubag Humas Polres Gunungkidul Iptu Ngadino, akumulasi jumlah korban bunuh diri sejak tahun 2009 hingga 2017 rata-rata setiap tahun 25-30 orang atau tiap bulan terjadi 2 kasus. Tetapi bulan ini antara Januari-Februari sudah mencapai 9 kasus.
Dari jumlah tersebut hampir seluruhnya mengakhiri hidup dengan cara gantung diri dan hanya 1 orang yang nekat terjun dari atas tebing dan jatuh di pantai. “Saat ini sedang kita upayakan langkah pencegahan, selain melibatkan seluruh komponen masyarakat pemerintah juga sudah membentuk Satgas Berani Hidup,†imbuhnya.
Dari jumlah tersebut digolongkan dalam tingkat umur korban terbanyak masih didominasi pada kriteria usia antara 70- 85 tahun dan termuda berusia 27 tahun. Sedangkan penyebab para korban mengakhiri hidup secara tidak wajar terbanyak karena putus asa akibat menderita sakit tidak kunjung sembuh.
Salah satu anggota Satgas Berani Hidup yang juga Psikiater Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari, dr Ida Rochmawati SpKJ mengatakan, penyebab utama bunuh diri adalah depresi. Depresi merupakan gangguan suasana hati dimana seseorang menjadi murung, mudah lelah, dan hilang minat. Pada depresi berat dapat muncul ide bunuh diri. Untuk mencegah terjadinya bunuh diri, Satgas sudah bekerja keras bersama masyarakat untuk melakukan pencegahan.
"Awalnya, karena belum adanya kesadaran masyarakat mengenai kesehatan jiwa, warga enggan memeriksakan diri maupun keluarganya ke psikiater. Namun seiring perkembangan akan kesadaran masyarakat, mereka mulai berani berkonsultasi," katanya.
Untuk memudahkan masyarakat berkonsultasi, beberapa Puskesmas sudah dibuka pelayanan kesehatan jiwa dan hal ini sangat membantu Pemkab melakukan pencegahan bunuh diri. (Bmp)