Krjogja.com - Wonosari Desa Nglanggeran ditetapkan sebagai Desa Keuangan (DesaKeu) pertama di Indonesia. Desa ini menjadi desa pencontohan atau pilot Project karena dinilai berhasil mengelola dana yang diberikan pemerintah serta memiliki kinerja desa yang cukup baik.
“Desa Nglanggeran ditetapkan sebagai desa keuangan pertama karena bisa mengelola dana sehingga dananya sukses, dan kinerjanya juga bagus, ini menjadi desa percontohan dan bisa di contoh desa yang lain,” kata Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Lucky Al Firmasyah di sela sela press tour di Gunung Kidul, Kamis (2/5).
Dikatakan, sebenarnya dana dari pemerintah untuk desa 75 ribu desa di seluruh Indonesia dengan karakter dan profil desa yang berbeda beda. Salah satunya profil desa Nglanggeran memiliki stori desa membangun desanga dengan sangat baik cukup bagus dengan memiliki khas tersendiri seperti kombinasi antara potensi pertanian, wisata alam, kakao mulai dari bagaimana memberdayakan industri kakao dari hulu hingga ke hilir. Serta sebagai desa wisata yang bisa di gali.
"Kami sampaikan desa ini dapat dukungan dari Kemenkeu dengan APBN lewat dana desa dan juga khusus Yogyakarta memiliki dana keistimewaan yang bisa dipakai untuk pengembangan desa,” tegasnya.
Baca Juga: 19 Sebutan Lain Kota Jogja yang Belum Banyak Warga Ketahui, Berikut Ragam Julukannya!
Untuk dana tambahan desa, alokasi penyertaan mencapai Rp 2 triliun, dana itu dibagi ke desa yang memiliki kinerja bagus. Setiap desa akan mendapatkan dana tambahan sekitar Rp 150 juta per desa.
Sementara itu Kepala Perbendaharaan Keuangan DI Yogyakarta, Agung Yulianto mengatakan, dengan ditetapkannya desa Nglanggeran sebagai Desa Keuangan pertama di Indonesia menjadi kebanggaan tersendiri. Nanun yang menjadi konsen yang utama adalah alokasi APBN lewat alokasi dan skema apapun dan pembiayaannya, ini menunjukkan bahwa kita bisa memanfaat dana yang diberikan dengan baik dan benar. “Ini sangat keren sekali, ini menunjukkan bahwa pembiayaan lewat skema apapun, menunjukkan desa keuangan ini bisa fokus memanfaat dana dari berbagai skema tadi untuk pemberdayaan daerah ini,” tegasnya.
Bahkan desa ini bisa mengantisipasi kekurangan ddan apa yang harus dikembangkan. “Kami siap mendampingi dan mensuport apa saja yang dibutuhkan,” tegasnya.
Menyinggung dana yang dialokasikan dari transfer ke daerah khususnya desa Nglanggeran, Agung mengatakan, Ada dana desa setiap tahun yang dialokasikan penggunaan untuk pembagunan desa untuk operasional, BKT, termasuk kegiatan bumdes.itu mestinya bukan mengandalkan itu, kalau sudah bumdes, biasa menggali sumber sumser bumdes pendapat asli sesa dan ini stimukis dan menjadi modal awal.
Ketika ditanya peluang desa di DI Yogyakarta menjadi desak Keuangan, Agung mengatakan, untuk menjadi Desa keuangan, menjadi triger bagi desa desa yang ada di sekitar Gunung Kidul dan juga desa desa wisata lainnya yang ada di Yogya.
“ Ini akan membuat triger bagi desa wisata di daerah lain, akan mulai bangkit satu per satu, dan juga harus membangun inter konektivitas dengan desa lainnya, dia kelebihannya apa, dia apa. Dan harus berkolaborasi dan saling melengkapi. kalau itu terjadi akan keren sekali , Gunung Kidul dan daerah di sekitarnya akan tumbuh apalagi banyak destinasi wisata di daerah ini,” tegasnya. (Lmg)