KRJogja.com, WONOSARI - Wilayah Gunungkidul sudah melaksanakan pelestarian cagar budaya. Bahkan sejak 2015 sebanyak 214 cagar budaya sudah ditetapkan. Sehingga Gunungkidul memiliki potensi menjadi kawasan arkeologis. Dengan rincian cagar budaya tersebut sebanyak 126 bangunan, 58 struktur, 11 situs, 7 non kategori dan 2 lainnya.
Prasejarah sejak zaman klasik, Hindu, Budha kerjasaan Islam ditemukan di Gunungkidul. “ Bahkan terdapat kawasan muslim di Ngeposari sejak abad 17 hingga abad 20. Sehingga Islam berkembang dengan baik.
“ Potensi menjadi kawasan arkeologis, serta menjadi penelitian yang luar bias aini akan menjadi hal yang luar biasa,” kata Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Gunungkidul Agus Mantara MM di acara Sarasehan Cagar Budaya di Bangsal Sewakapraja, Wonosari, Jumat (20/12/2024).
Kegiatan dihadiri Bupati Gunungkidul H Sunaryanta serta pewaris dan pelestari cagar budaya. Pelaksanaan sarasehan dipandu moderator Yasir Abad. Dalam sarasehan ini Bupati Gunungkidul H Sunaryanta menyampaikan, pentingnya untuk meningkatkan literasi, termasuk tetap merawat dan melestarikan cagar budaya yang ada. Sehingga potensi ini bisa menjadikan Gunungkidul sebagai kawasan miniature arkeologi dan geologi. Bahkan salah satu potensinya keberadaan Goa Braholo cagar budaya yang umurnya diperkirakan mencapai 9.000 tahun yang lalu.
“ Sinergi antara pemerintah dan masyarakat memang diperlukan dalam rangka untuk menjaga dan melestarikan cagar budaya yang ada,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini Bupati Gunungkidul H Sunaryanta juga menyerahkan penghargaan kepada pelestari cagar budaya di Gunungkidul. Penghargaan berupa piagam dan uang pembinaan.
Agus Mantara menambahkan, potensi cagar budaya ini nantina juga berpeluang untuk menjadi destinasi wisata. Sehingga mendukung program Gunungkidul menuju industry kebudayaan. Sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat maupun Gunungkidul. (Ded)