gunungkidul

Kolaborasi Dosen dan BEM UAD Wujudkan Hargomulyo Sebagai Desa Mandiri Sehat dan Bebas Stunting

Rabu, 12 November 2025 | 22:33 WIB
Tim BEM UAD bersama kader Posyandu Sindoro melakukan pelatihan penggunaan timbangan pintar berbasis teknologi mobile di Desa Hargomulyo, Gedangsari, Gunungkidul, DIY.

KRjogja.com - GUNUNGKIDUL - Di tengah tantangan tingginya angka stunting di wilayah Hargomulyo, Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sekelompok dosen dan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta turun langsung ke lapangan. Mereka tak hanya membawa semangat pengabdian, tetapi juga inovasi riset yang telah diakui paten.

Melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UAD bersama tim Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (PM-BEM), mereka menggulirkan program "Implementasi Timbangan Pintar Berbasis Teknologi Mobile Dalam Pencegahan Stunting" yang mengubah cara masyarakat desa memantau tumbuh kembang anak dan mengelola sumber pangan lokal.

Program yang berlangsung dari September hingga November 2025 dan mendapat dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) ini bukan sekadar program pengabdian biasa.

Di baliknya terdapat riset mendalam yang telah menghasilkan produk paten, kini dihilirisasi langsung ke tengah masyarakat yang membutuhkan.

Baca Juga: Kata Ansyari Lubis Setelah PSS Menang di Kandang Persiba Balikpapan dan Banyak Pemain Harus Absen

Tim dosen yang dipimpin Dr. Fatwa Tentama, M.Si., bersama Prof. Dr. Surahma Asti Mulasari, M.Kes., Fanani Arief Ghozali, M.Pd. dan Iis Suwartini, M.Pd., berkolaborasi dengan BEM dari Fakultas Psikologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (Kesmas), dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dengan total 21 mahasiswa yang terlibat aktif.

Program ini menggandeng dua mitra utama, yakni Posyandu Sindoro dan Kelompok Tani Sridadi di Desa Hargomulyo. Keduanya berperan penting dalam mendukung kegiatan pencegahan stunting melalui sinergi antara kesehatan dan ketahanan pangan lokal.

Kedua mitra ini berkolaborasi dengan mengintegrasikan program-program dari tim PM-BEM ke dalam kegiatan mereka sehingga dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Inovasi utama yang dihadirkan berupa timbangan pintar berbasis teknologi mobile yang mampu memantau pertumbuhan anak secara real-time melalui aplikasi smartphone. Alat ini memungkinkan kader posyandu dan orang tua untuk mendeteksi dini potensi stunting dengan lebih akurat dan terstruktur.

"Program ini merupakan program yang komprehensif karena merupakan hilirisasi produk inovasi hasil penelitian yang dilindungi paten dan didukung pelatihan-pelatihan yang mencakup banyak aspek pemberdayaan sehingga pelaksanaan program lebih intensif dalam mewujudkan Kalurahan Hargomulyo menjadi desa mandiri yang sehat dan bebas stunting," ungkap Fatwa Tentama, ketua tim pengusul program, dalam keterangannya, Rabu (12/11/2025).

Baca Juga: Kemenangan 'Mahal' PSS di Balikpapan, Tak Bisa Diperkuat Pemain Kunci di Home Persiku

Namun, inovasi tidak berhenti di situ. Tim juga mengembangkan sistem budidaya terpadu berupa kolam ikan yang terintegrasi dengan kandang ayam dan sistem aquaponik. Sistem ini dirancang untuk menghasilkan sumber protein hewani dan sayuran hijau yang menjadi kunci pencegahan stunting.

Integrasi kolam ikan, kandang ayam dan aquaponik menciptakan siklus ekosistem produktif yang saling menguntungkan. Kotoran ayam menjadi nutrisi alami untuk ikan dan tanaman, sementara kotoran ikan menyuburkan tanaman dalam sistem aquaponik.

Metode ini tidak hanya menghemat air dan lahan, tetapi juga menghasilkan dua produk sekaligus: ikan lele dan sayuran daun hijau yang kaya gizi.

Halaman:

Tags

Terkini

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB

Ditutup Danrem, TMMD Satukan TNI dan Rakyat

Jumat, 7 November 2025 | 19:36 WIB