Ia sengaja memberi cita rasa kekinian pada keseluruhan karya. Mulai dari gerakan, kostum, tata rias sampai musik. Seluruhnya dari kreasi Febri.
Sedikitnya belasan tari sudah diciptakan pria berusia 26 tahun ini. Tak heran jika penyandang gelar sarjana Jurusan Seni Tari UNY ini kerap membuat proyek skala daerah hingga internasional.
Ia pun pernah menggarap tari pada pembukaan International Olympiad On Astronomy and Astrophysics (IOAA) di Magelang pada 2015. Di setiap karyanya tak ada yang serupa. Boleh jadi ada perpaduan atau mungkin beda sama sekali. Ia menyebut kostum yang didesainnya memiliki corak dan warna sesuai tema. Namun tak pernah dipakai sama di tiap pentas. J
uga pada musik dan gerak.
"Pada lagu, comot sana sini tapi dikolaborasi agar pas di ritmik," katanya. (Lim)