Riset Sejarah Harus Dilakukan untuk Menulis Cerita Sejarah

Photo Author
- Minggu, 14 November 2021 | 15:37 WIB
Fragmen 'Topeng Mentaok' oleh Eko Winardi, Joko Kamto, dan Ningsih Maharani menghangatkan Bincang Sastra. (effy widjono putro)
Fragmen 'Topeng Mentaok' oleh Eko Winardi, Joko Kamto, dan Ningsih Maharani menghangatkan Bincang Sastra. (effy widjono putro)

Pada Bincang Sastra yang diawali penampilan fragmen ‘Topeng Mentaok’ oleh Joko Kamto, Eko Winardi, serta Ningsih Maharani ini, peneliti sastra Jawa Dhanu Priyo Prabowo tak menampik pendapat Budi. Tapi Dhanu lebih melihat Bey sebagai sosok yang sedang berusaha beralih kode dari seniman ketoprak ke sastra.

Merupakan hak Bey sebagai penulis untuk menginterpretasi karakter tokoh-tokohnya. Sebab bagi seniman, sejarah merupakan fakta beku yang harus diwujudkan dengan tokoh. Untuk mewujudkan itu, Bey masih tergagap menulis dari alam masa lalu ke masa sekarang. Begitu juga perihal penguasaan bahasa Jawa.

Bey sendiri mengisahkan proses menulis novel yang sampai kini sudah melewati cetakan keempat secara mandiri pada 2020 ini sebagai anugerah  untuk bisa menginterpretasi sejarah.

Bey berkeyakinan, tokoh dalam lakon-lakon ketoprak merupakan karya manusia yang memiliki keberpihakan. Tapi meskipun  ada keberpihakan, Bey tetap 'mikul dhuwur mendhem jero', tak mungkin menuliskan cela dari para bangsawan. (Ewp)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lima Fakta Menarik Film Timur untuk Isi Liburan

Rabu, 17 Desember 2025 | 21:45 WIB

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB
Lihat Semua

Terpopuler

X